Pengamat: Ada Peluang BI Kembali Turunkan BI Rate 25 Basis Poin

Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 16 Februari 2016 | 14:11 WIB
Pengamat: Ada Peluang BI Kembali Turunkan BI Rate 25 Basis Poin
Jumpa pers pengumuman BI rate di Kantor Bank Indonesia, Jakarta. (suara.com/Dian Kusumo Hapsari)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan kembali menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) sebanyak 25 basis poin pada tahun ini. Namun tingkat bunga kredit perbankan tidak akan bisa serta merta langsung diturunkan menjadi 7 persen tahun 2017.

"Usulan menurunkan suku bunga kredit perbankan memang sangat bagus. Bunga kredit yang murah akan membuat pengusaha kita kompetitif dalam persaingan bisnis dengan pelaku usaha negara lain," kata Josua saat dihubungi oleh Suara.com, Selasa (16/2/2016).

Namun ia mengingatkan pemerintah dan pengusaha juga harus memahami bahwa industri perbankan juga sangat penting untuk menjaga tingkat likuiditasnya. "Sehingga penyesuaian bunga simpanan tentu akan membutuhkan waktu. Begitu pula dengan penyesuaian bunga kredit, pasti bisa. Cuma tidak bisa langsung drastis," ujar Josua.

Hanya saja Josua belum bisa memastikan berapa persen penurunan rata-rata suku bunga kredit perbankan tahun ini. Namun ia memperkirakan BI akan kembali menurunkan BI Rate pada tahun ini dari 7,25 persen menjadi 7 persen. "Jadi trennya memang akan menurun tahun ini," tutup Josua.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, pemerintah berencana menurunkan bunga kredit pinjaman menjadi tujuh persen pada 2017 supaya mempermudah pelaku usaha meminjam dana untuk menjalankan usaha.

"Sekarang ini bunga kita tertinggi di ASEAN. Kalau Thailand bisa 7 persen, kita tidak bisa lebih tinggi dari itu. Jadi akhir tahun depan Insya-Allah semua bunga menjadi tujuh persen," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla saat membuka "Indonesia Property Expo" di JCC Jakarta Selatan, Sabtu (13/2/2016).

Menurut Wapres, pemberian bunga tinggi tidak dapat menguntungkan Pemerintah Indonesia dan tidak sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen.

Sebelumnya, Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, penurunan suku bunga perbankan akan diberlakukan sebesar "single digit" poin, dan diberlakukan pada empat bank BUMN terlebih dahulu.

"Suku bunga perbankan bisa diturunkan, pokoknya 'single digit'. Tentunya yang bisa dilakukan paling utama memang dengan bank BUMN, karena sebagai pemain empat bank itu bisa dikatakan yang terbesar di perbankan nasional," ujar Rini.

Penurunan suku bunga bank tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat, kata Rini, menyusul pembicaraan dengan Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad.

"Insya-Allah dalam waktu yang tidak terlalu lama, dalam beberapa bulan ini, karena memang masih ada beberapa hal yang harus kami detilkan dengan BI dan OJK," ujarnya.

Mengacu data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) per November 2015 yang dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rata-rata suku bunga kredit modal kerja mencapai 12,56 persen. Rata-rata suku bunga kredit investasi sebesar 12,15 persen. Rata-rata suku bunga kredit konsumsi sebesar 13,89 persen. Sementara rata-rata suku bunga kredit untuk usaha berorientasi ekspor sebesar 11,08 persen,  rata-rata suku bunga kredit untuk usaha berorientasi impor sebesar 11,67 persen, dan rata-rata suku bunga kredit untuk usaha berorientasi lainnya sebesar 12,93 persen. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI