Suara.com - Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah akan mengembangkan hunian bagi pedagang kaki lima melalui sistem angsuran setiap hari.
"Nanti sistemnya angsuran harian, satu harinya Rp30 ribu. Kalau satu bulan 25 hari kerja kan berarti bayar Rp750 ribu," kata Ketua Badan Diklat DPP REI Sudjadi di Semarang, Senin (15/2/2016).
Menurut dia, sejauh ini jumlah pedagang yang sudah mendaftar kepemilikan rumah tersebut hampir 300 pedagang. Kebanyakan dari mereka merupakan pedagang kaki lima di kawasan Simpang Lima.
Disinggung mengenai latar belakang pembuatan rumah khusus untuk pedagang kaki lima, Sudjadi yang merupakan pengembang perumahan Puri Dinar Mas tersebut mengatakan pedagang kaki lima kebanyakan tidak "bankable" atau mampu memenuhi syarat pembiayaan dari perbankan.
"Mereka tidak 'bankable' tetapi sebetulnya mampu melakukan pembayaran dengan sistem kredit,' katanya.
Mengenai kemungkinan risiko gagal dari proyek tersebut akibat kredit macet, Sudjadi mengatakan kemungkinan tersebut dapat terjadi. Oleh karena itu, pihaknya lebih menyasar kepada para pedagang yang berjualan di kawasan Simpang Lima.
"Kami ambil lokasi yang strategis, di sana kan transaksi jual beli juga cukup kencang," katanya.
Terkait dengan lokasi pembangunan, Sudjadi mengatakan tetap akan dilakukan di dalam Kota Semarang tetapi di kawasan pinggir. Dari luas lahan 8 hektar, tidak semuanya akan digunakan untuk pembangunan rumah sederhana bagi pedagang kaki lima.
"Kemungkinan kami akan bangun sekitar 300-400 unit rumah sederhana untuk pedagang ini," katanya.
Sementara itu, terkait dengan proses pembangunan Sudjadi mengatakan saat ini pihaknya sedang mengurus izin di Pemkot Semarang.
"Setelah itu izin akan saya lanjutkan ke BPN, baru kemudian pembangunan bisa dilaksanakan," katanya. (Antara)