Suara.com - Real Estate Indonesia Jawa Tengah menyatakan sejumlah perusahaan asing mulai melirik proyek sektor properti dalam negeri salah satunya di Jawa Tengah.
"Sudah ada beberapa developer luar negeri yang melirik untuk mulai membangun properti di beberapa kota besar di Indonesia walaupun masih kerja sama dengan pengembang lokal," kata Ketua REI Jateng MR Prijanto di Semarang, Senin (15/2/2016).
Khusus untuk Jateng, sudah ada beberapa negara yang melirik proyek properti salah satunya Singapura.
"Kawasan industri Kendal ini kerja sama antara perusahaan lokal yaitu Jababeka dengan Singapura. Dalam waktu dekat ini mereka juga akan membangun perumahan untuk pekerja," katanya.
Selain itu, negara lain yang akan segera membangun perumahan untuk pekerja industri adalah Tiongkok. Tidak hanya menyasar perumahan, mereka juga akan membangun sejumlah pabrik di Jawa Tengah.
Menurut dia, kondisi tersebut merupakan dampak dari pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dalam hal ini, pengembang perlu melakukan langkah antisipasi.
"Tujuannya adalah agar sistem pemasaran tidak kalah bersaing dengan perusahaan luar negeri yang akan masuk ke Indonesia," katanya.
Pihaknya juga berharap dari masyarakat agar mencermati kemungkinan kenaikan harga properti sebagai dampak dari masuknya perusahaan-perusahaan tersebut.
Menurut dia, masyarakat yang ingin membeli rumah tidak perlu menunda karena harga properti bisa naik kapan saja.
Prijanto mengatakan, terkait dengan masuknya pengembang dari negara asing tersebut memiliki dampak positif dan negatif bagi pengembang lokal.
"Positifnya adalah kalau kita semakin siap, maka kita tidak akan kalah bersaing. Sejauh ini perkembangan anggota REI sudah sangat baik, terlihat dari penampakan bangunan yang semakin bagus," katanya.
Sedangkan dampak negatifnya adalah dari sisi permodalan para pengembang untuk membangun properti. Meski demikian, diharapkan melalui sejumlah fasilitas permodalan dari perbankan, para pengembang tidak lagi kesulitan membangun properti.
"Di samping itu Pemerintah juga membantu rumah sederhana melalui fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP). Pemerintah juga bantu prasarana umum bagi pengembang yang bangun FLPP," katanya.
Meski demikian, pihaknya juga berharap agar Pemerintah lebih mengendalikan harga tanah. Menurut dia, ada kemungkinan terjadi kenaikan harga tanah yang berdampak pada kenaikan harga rumah.
"Kami khawatir dengan semakin banyak pengembang yang membeli lahan, harga lahan juga akan semakin naik," katanya. (Antara)