Suara.com - Pengamat ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Revrisond Baswir menampik anggapan melambatnya pertumbuhan ekonomi dipandang sebagai sebab melambatnya pertumbuhan penjualan properti di Kuartal IV 2015. Menurutnya, ketidak pastian informasi suku bunga acuan (BI Rate) lebih dominan banyak investasi termasuk properti yang memilih menunggu perkembangan situasi.
"Jadi kalau dibilang karene pertumbuhan ekonomi melambat dan daya beli turun, saya kira tidak sepenuhnya benar. Data menunjukkan justru pertumbuhan ekonomi Indonesia di Kuartal IV 2015 lebih tinggi dibanding Kuartal III 2015," kata Revrisond saat dihubungi Suara.com, Senin (15/2/2016).
Revrisond mensinyalir karena investasi properti merupakan investasi jangka panjang, kepastian suku bunga menjadi sangat penting, apakah akan menurun atau justru naik. "Jadi permintaan rumah melambat karena masyarakat menunggu apakah suku bunga akan berpotensi naik atau turun," ujar pria yang juga menjabat sebagai Komisaris Bank Negara Indonesia (BNI) tersebut.
"Memang akhirny Bank Indonesia (BI) menurunkan BI Rate 25 basis poin. Tapi itu keputusannya kan baru keluar Desember 2015. Jadi efeknya baru akan terasa di Kuartal I 2016," tutup Revrisond.
Sebagaimana diketahui, Rapat Dewan Gubernur BI pada Kamis (14/1/2016) memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 7,25 persen dari semula 7,50 persen.
Mengacu pada data Survey Harga Properti Residensial Kuartal IV 2015 yang diterbitkan BI, pertumbuhan penjualan rumah berbagai tipe mengalami perlambatan dari 7,66 persen di Kuartal III 2015 menjadi 6,02 persen di Kuartal IV 2015. Perlambatan penjualan terjadi pada semua tipe rumah, terutama rumah tipe besar. Perlambatan penjualan rumah diduga karena kondisi perekonomian yang melambat sehingga berpengaruh terhadap penurunan permintaan properti residensial.
Berdasarkan lokasi, perlambatan pertumbuhan penjualan rumah terutama terjadi di Manado, Denpasar, Batam, dan Surabaya.
Sebaliknya, mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal IV 2015 bila dibandingkan Kuartal IV 2014 (y-on-y) tumbuh sebesar 5,04 persen. Capaian ini merupakan tertinggi dibanding triwulan-triwulan sebelumnya tahun 2015, yaitu masing-masing sebesar 4,73 persen (triwulan I); 4,66 persen (triwulan II) dan 4,74 persen (triwulan III). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 12,52 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT sebesar 8,32 persen.