OPEC Dikabarkan Bakal Pangkas Produksi, Harga Minyak Melonjak

Esti Utami Suara.Com
Sabtu, 13 Februari 2016 | 08:16 WIB
OPEC Dikabarkan Bakal Pangkas Produksi, Harga Minyak Melonjak
Ilustrasi kilang minyak. (Shuttterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Harga minyak dunia melonjak pada Jumat (12/2/2016) atau Sabtu pagi waktu Indonesia barat, menyusul laporan bahwa OPEC bersedia untuk mengatur pembatasan produksi. Kebijakan ini dinilai bisa mengurangi kelebihan pasokan global.

Patokan AS  di New York Mercantile Exchange, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret naik hingga 3,23 dolar AS (12,3 persen) dan ditutup di 29,44 dolar AS per barel. Kontrak WTI telah kehilangan lebih dari 4 dolar AS dalam empat sesi sebelumnya, tenggelam ke tingkat terendah sejak Mei 2003.

Minyak mentah Brent untuk pengiriman April, patokan Eropa, menetap pada 33,36 dolar AS per barel di London, naik 3,30 dolar AS (11 persen) dari tingkat penutupan Kamis.

Pemicu utama kenaikan ini adalah laporan Wall Street Journal bahwa Menteri Perminyakan Uni Emirat Arab (UAE) Suhail Al Mazrouei mengatakan kartel OPEC bersedia bekerja sama dengan produsen-produsen lain untuk memangkas produksi minyak mentah.

Laporan yang tampaknya berdasarkan tweet wartawan dari wawancara menteri dengan Sky News Arabia. Tapi itu cukup untuk memicu perubahan besar di pasar. James Williams dari WTRG Economics mendiskon laporan tersebut.

"Kami memiliki seri lain dari rumor tentang OPEC berdasarkan komentar dari UAE dan upaya lain untuk mendukung harga dari Venezuela, yang telah mempertimbangkan kembali permintaannya dan hanya meminta OPEC dan eksportir non-OPEC setuju tidak meningkatkan produksi," katanya.

Bart Melek dari TD Securities mengatakan penurunan enam persen dalam kegiatan pengeboran minyak mentah AS yang dilaporkan oleh Baker Hughes juga memperkuat sentimen pasar.

Jumlah rig AS yang beroperasi turun 28 rig menjadi 439 rig pada pekan lalu, serendah pada 2010, kata Melek.

Jadi pada akhirnya, lanjut Melek, kita harus mengharapkan produksi yang lebih rendah. Dan dengan produksi rendah di AS, itu lebih mungkin Arab Saudi dan anggota OPEC lainnya mungkin ingin menurunkan produksi. (Antara/AFP)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI