Suara.com - Pembangunan jalur kereta api di Kalimantan masih terbentur kurangnya konsultan, kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko.
Seusai peluncuran Asosiasi Penunjang Perkeretaapian Indonesia di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (10/2/2016), ia mengatakan saat ini konsultan yang ada tidak mencukupi.
"Konsultannya tidak sampai 10 orang, karena ini ada ketentuannya dan yang ahli mengenai desain ini sangat terbatas," ucapnya.
Presiden Jokowi sendirit telah melakukan groundbreaking proyek pembangunan jalur Kereta Api Kalimantan bernama Kereta Api Borneo pada Kamis (19/11/2015).Untuk itu, dia mengaku telah melakukan kerja sama dengan rektor di Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera untuk menyediakan mata kuliah khusus untuk perkeretaapian.
"Ke depannya akan dibuat kursus singkat spesifikasi, enam bulan atau satu tahun agar memiliki keahlian di bidang perkeretapian karena selama ini kurang diminati," ujarnya.
Terlebih, lanjut dia, kondisi geografis di Kalimantan sangat berbeda dengan di Pulau Jawa karena banyaknya lahan gambut.
"Pertama anggarannya, kedua kondisi geografisnya sangat berat karena lahan gambut, kalau dijawa kan tinggal ditimbun saja," tuturnya.
Hermanto menyebutkan kebutuhan investasi untuk pembangunan kereta api Kalimantan dalam jangka waktu lima tahun ke depan, yakni Rp40 triliun.
Dalam dokumen Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan terdapat 10 jalur kereta api yang masuk dalam "draft" rencana pembangunan jalur perkeretaapian di Kalimantan periode 2015-2019.
Jalur-jalut tersebut, di antaranya jalur Pontianak-Batas Negara 268 kilometer, Pontianak-Sanggau 143 kilometer, Sanggau-Palangkaraya 587 kilometer, Banjarmasin-Palangkaraya 194 kilometer, Banjarmasin-Tanjung 196 kilometer dan Tanjung-Balikpapan 234 kilometer.
Selanjutnya, Balikpapan-Samarinda 89 kilometer, Samarinda-Lubuk Tutung 145 kilometer, Tanjung Redep-Lubuk Tutung 293 kilometer dan Batas Negara-Tanjung Redep 279 kilometer.
Kereta Api Borneo akan menghubungkan Pelabuhan Buluminung dengan BHP Billiton's Indomet Coal Project sepanjang 352 kilometer untuk lintas selatan.
Kemudian untuk lintas utara akan menghubungkan BHP Billiton's Indomet Coal Project dengan Pelabuhan Bayan sepanjang 223 kilometer. (Antara)