Jasindo Targetkan 1 Juta Hektare Lahan Petani Tercover Asuransi

Adhitya Himawan Suara.Com
Rabu, 10 Februari 2016 | 17:55 WIB
Jasindo Targetkan 1 Juta Hektare Lahan Petani Tercover Asuransi
Hamparan sawah [Dokumen Antara/Lukmansyah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) Persero menargetkan sebanyak 1 juta hektare lahan petani dapat terlayani Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) pada tahun 2016, meningkat dari yang sudah tercover tahun 2015 seluas 233.000 hektare.

"Pada 2016 kami targetkan 1 juta lahan petani tercover asuransi pertanian, dengan dana pertanggungan (klaim) yang disiapkan bagi petani sekitar Rp90 miliar," kata Direktur Operasi dan Ritel Jasindo, Sahata Lumban Tobing, saat "Media Gathering Kinerja Jasindo 2015 dan Target 2016", di Jakarta, Rabu (10/2/2016).

Menurut Sahata, Kementerian Pertanian melalui Kementerian BUMN mulai Oktober 2015, menunjuk Jasindo sebagai pelaksana program AUTP terhadap 7,9 juta lahan tani padi di Indonesia.

"Sejak Oktober sampai dengan Desember 2016, lahan padi yang sudah tercover asuransi pertanian seluas 233.000 hektare. Secara bertahap akan kami tuntaskan hingga 7,9 juta hektare pada 2019," kata Sahata.

Melalui program ini jika petani mengalami gagal panen akan mendapatkan ganti rugi sebesar Rp6 juta setiap hektare lahan yang dimiliki setiap musim tanam.

Mekanisme AUTP, petani tidak perlu membayar keseluruhan premi sebesar Rp180.000 per hektare, tetapi cukup 20 persen atau sebesar Rp36.000 per hektare, selebihnya 80 persen atau sebesar Rp144.000 per hektare merupakan subsidi yang dibayar Pemerintah.

Sahat mengakui, dalam implementasi asuransi pertanian banyak kendala yang dihadapi mulai dari minimnya pemahaman petani soal asuransi, okupansi lahan yang sangat minim hingga persoalan lokasi lahan yang jauh dari tempat tinggal petani itu sendiri.

"Umumnya petani 'buta' soal asuransi, sehingga butuh usaha keras dalam menyosialisasikan pentingnya ikut asuransi untuk menghindari kerugian dari gagal panen akibat bencana maupun akibat hama," ujarnya.

Kendala lainnya ternyata setelah tingkat okupansi kepemilikan lahan petani umumnya sangat rendah atau sekitar 0,4 hektare per petani.

Lokasi lahan petani juga terpencar sehingga sulit melakukan teknis sosialisasi dalam mengumpulkan para petani pada satu wilayah tertentu.

Meski begitu, Sahata mengatakan, sebagai korporasi yang diberi tugas pemerintah, Jasindo harus bekerja maksimal untuk menyukseskan program Pemerintah dalam rangka ketahanan pangan nasional.

Untuk mencapai target AUTP tersebut, Jasindo akan meningkatkan kerja sama dengan Pemda Kabupaten, Dinas Pertanian, PT Pos Indonesia (Persero) dan kelompok tani dan nelayan, katanya menambahkan.

Sinergi dengan Pos Indonesia yang memiliki jaringan hingga ke desa-desa untuk mempermudah penarikan premi dari petani, sekaligus mempercepat pembayaran pertanggungan atau klaim dari petani.

"Tahun ini kita sudah memiliki tenaga penyuluh dan sosialisasi AUTP sebanyak 200 orang. Akan ditambah hingga sekitar 2.000 orang untuk mempercepat penuntasan program AUTP," ujarnya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI