Aksi Ambil Untung Membuat Rupiah dan IHSG Melemah

Esti Utami Suara.Com
Selasa, 09 Februari 2016 | 10:57 WIB
Aksi Ambil Untung Membuat Rupiah dan IHSG Melemah
Ilustrasi perdagangan saham di BEI. (suara.com/Kurniawan Mas'ud)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa (9/2/2016) pagi, bergerak melemah sebesar 85 poin menjadi Rp13.682 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah bergerak melemah terhadap dolar AS seiring dengan pelaku pasar uang yang memanfaatkan untuk mengambil untung setelah rupiah mengalami penguatan cukup signifikan pada pekan lalu," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada di Jakarta.

Menurut dia, harga minyak mentah dunia yang cukup berfluktuasi membuat pelaku pasar mengambil posisi transaksi jangka pendek terhadap aset-aset mata uang komoditas, salah satunya rupiah.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa laporan tenaga kerja Amerika Serikat pada pekan lalu direspon cukup positif oleh sebagian investor di pasar uang.

"Dolar AS bergerak menguat terhadap sebagian besar mata uang utama dunia seiring optimisme beberapa pelaku pasar yang menilai kenaikan rata-rata upah pekerja serta penurunan tingkat pengangguran selama bulan Januari merupakan alasan yang cukup kuat untuk meyakinkan bank sentral AS (Federal Reserve) menaikkan suku bunga pada tahun ini," katanya.

Sementara IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka turun sebesar 26,17 poin atau 0,89 persen menjadi 4.773,76 seiring dengan tren harga minyak mentah dunia yang masih berada dalam level rendah.

Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 6,20 poin (0,73 persen) menjadi 837,74.

"Meski sentimen dari dalam negeri cukup positif mengenai pertumbuhan ekonomi yang cenderung membaik, namun tren harga minyak mentah dunia yang masih rendah menahan laju indeks BEI," kata Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, saat ini harga minyak sebagai sentimen yang berpengaruh besar bagi pergerakan indeks saham utama dunia, termasuk IHSG BEI. Harga minyak yang berfluktuasi di leve rendah seiring dengan ketidakpastian pertemuan anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan non OPEC untuk membahas pengurangan produksi minyak.

"Selama pertemuan OPEC dan non OPEC belum ada kepastian, diperkirakan peluang tekanan harga minyak bisa kembali terjadi. Kekhawatiran kelebihan pasokan akan mendiskon harga," katanya.

Sementara itu, Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan bahwa tren kenaikan IHSG BEI pada pekan lalu telah membuat harga saham di dalam negeri mendekati area jenuh beli (overbought) sehingga cukup rawan dengan aksi ambil untung.

Kendati demikian, lanjut dia, secara teknikal, potensi indeks BEI untuk melanjutkan kenaikan masih cukup terbuka meski cenderung terbatas.

Ia mengharapkan bahwa sentimen positif dari dalam negeri mengenai pertumbuhan ekonomi domestik yang mulai masuk dalam tren perbaikan dapat menopang laju indeks BEI. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI