Suara.com - Anggota Komisi VI DPR RI Refrizal meminta pemerintah tidak berlebihan melakukan impor daging sapi dengan alasan menjaga kestabilan harga. Bagaimanapun, Indonesia harus secara bertahap mampu mewujudkn swasembada pangan, termasuk dalam hal kebutuhan konsumsi daging sapi.
"Jangan karena alasan harga mahal, pemerintah terus-terusan mengandalkan impor sebagai jalan keluar," kata Refrizal saat dihubungi Suara.com, Senin (8/2/2016).
Refrizal menjelaskan di era pemerintahan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY), sudah ada program pemberdayaan petani dalam ternak sapi. Tujuannya adalah meningkatkan produksi daging sapi agar mampu sepenuhnya memenuhi konsumsi dalam negeri. "Sayangnya rezim berganti, berganti pula prioritas kebijakan," ujar Refrizal.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut juga mengakui mahalnya harga daging sapi di Indonesia tidak wajar. "Memang mafia daging di Indonesia luar biasa. Sebaiknya kepolisian dan Komite Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) harus bisa mengungkapnya sampai tuntas," tukas Refrizal.
Mahalnya harga daging sapi memang sempat memunculkan kemarahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Presiden Jokowi memerintahkan Polri untuk menindak mafia yang "mempermainkan" harga pangan di pasaran, yang membuat masyarakat dibebani dengan mahalnya harga.
"Tadi yang berkaitan dengan inflasi, berarti berkaitan dengan harga-harga pangan. Saya juga perintahkan (Polri) agar cek di lapangan, apa ada bias, apakah ada yang bermain-main," kata Jokowi di Jakarta, Jumat (29/1/2016).
Jokowi membandingkan harga daging di dua negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, yang jauh lebih murah dari Indonesia. Di Indonesia, harga daging potong di pasaran bahkan mencapai Rp120 ribu, sementara harga sapi dari peternak masih normal.