"Check Up" Kesehatan Keuangan Anda dengan 3 Cara Ini

Angelina Donna Suara.Com
Jum'at, 05 Februari 2016 | 07:16 WIB
"Check Up" Kesehatan Keuangan Anda dengan 3 Cara Ini
Ilustrasi (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tahukah Anda, ternyata tak hanya kesehatan yang membutuhkan pengecekan rutin agar terhindar dari berbagai jenis penyakit, tetapi keuangan juga perlu dicek secara rutin. Apa perlunya cek keuangan?

Tentu saja untuk menjaga kondisi keuangan agar senantiasa sehat. Kondisi keuangan yang sehat memungkinkan uang bisa dikelola dengan baik sehingga dapat dialokasikan ke hal-hal yang menguntungkan seperti investasi, tabungan, deposito, dan lain sebagainya.

Apa ukuran kesehatan keuangan? Ada banyak alat ukur untuk mengecek sehat tidaknya kondisi keuangan. Sebut saja rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aset likuid, dan lain sebagainya. Tidak perlu menyewa jasa seorang profesional di bidang keuangan untuk melakukan financial check up, karena Anda bisa menghitung dan menganalisis sendiri kondisi keuangan Anda.

Berikut cara cepat untuk mengukur kesehatan keuangan Anda. 

1. Rasio Utang Konsumtif

Sehat tidaknya keuangan Anda dapat diukur dari rasio utang konsumtif. Rasio ini menunjukkan perbandingan antara total utang konsumtif dengan total pendapatan per bulan yang Anda miliki. Utang konsumtif merupakan pinjaman yang dipergunakan untuk tujuan konsumtif, seperti cicilan produk-produk elektronik, kredit tanpa agunan, tagihan kartu kredit, dan lainnya. Sementara pendapatan per bulan yakni rata-rata gaji atau penghasilan yang dimiliki setiap bulan.

Standar nilai rasio utang konsumtif adalah 0%, di mana semakin rendah nilai rasio yang diperoleh menunjukkan kondisi keuangan semakin sehat. Asumsinya, semakin kecil utang konsumtif, maka semakin sehat kondisi keuangan.

2. Rasio Cicilan

Anda punya cicilan kendaraan, KPR, dan lainnya? Jika ya, Anda bisa mengecek kesehatan keuangan melalui rasio cicilan. Rasio ini menghitung perbandingan antara total cicilan bulanan dengan total pendapatan tetap bulanan. Standar toleransi rasio ini adalah maksimum 30%. Apabila rasio cicilan Anda menunjukkan angka lebih kecil dari 30%, artinya kondisi keuangan Anda tergolong sehat. Sebaliknya, jika rasio cicilan yang diperoleh lebih dari 30%, artinya keuangan Anda tidaklah sehat, sehingga perlu segera diambil langkah penyembuhan agar tidak semakin kritis apalagi sampai kolaps.

3. Rasio Dana Darurat

Alat ukur yang bisa digunakan untuk mengecek kondisi kesehatan Anda lainnya adalah rasio dana darurat. Rasio ini membandingkan antara total aset likuid dengan total biaya tetap bulanan. Aset likuid merupakan kekayaan yang bisa diuangkan dengan cepat, meliputi uang tunai, tabungan, cek, giro, deposito, dan reksa dana. Sementara total biaya tetap bulanan yakni keseluruhan pengeluaran yang sifatnya tetap, seperti biaya listrik, telepon, konsumsi sehari-hari, transportasi, dan biaya-biaya lainnya yang bersifat rutin.

Nilai toleransi rasio ini dibedakan antara pribadi (lajang) dengan keluarga, di mana untuk lajang 6, sedangkan untuk keluarga adalah 12. Tidaklah mengherankan, karena memang kebutuhan untuk pribadi berbeda dengan keluarga. Ukuran nilai toleransi 6 dimaksudkan bahwa aset likuid yang dimiliki sanggup untuk membiayai hidup selama enam bulan.

Demikian pula nilai toleransi 12, mengandung makna bahwa aset likuid yang dimiliki mampu digunakan untuk membiayai kehidupan keluarga selama 12 bulan. Semakin besar nilai rasio yang dihasilkan menunjukkan kondisi kesehatan keuangan Anda semakin baik. Sebaliknya, semakin kecil nilai rasio dana darurat ini, maka kondisi keuangan Anda semakin tidak sehat.

4. Rasio Biaya Terhadap Pendapatan

Rasio biaya terhadap pendapatan ini mampu mencerminkan pola dan gaya hidup Anda sehari-hari tentunya terkait dengan pengalokasian penghasilan Anda. Rasio biaya terhadap pendapatan merupakan alat ukur kesehatan finansial yang membandingkan antara total biaya tetap bulanan dengan total pendapatan tetap bulanan. Nilai toleransinya adalah < 1. Jika keuangan Anda sehat, maka rasio biaya terhadap pendapatannya harus kurang dari 1.

Artinya, total pengeluaran Anda jauh lebih kecil dibandingkan dengan total pendapatan yang dimiliki. Sebaliknya, apabila rasio biaya terhadap pendapatan Anda sama dengan atau bahkan lebih besar dari 1, maka keuangan Anda benar-benar tidak sehat. Itu artinya total pendapatan yang Anda miliki habis untuk membiayai semua pengeluaran, sehingga tidak ada sisa untuk ditabung apalagi berinvestasi.

Kendalikan Keuangan Anda dengan Baik

Untuk menjaga agar kondisi keuangan senantiasa sehat, maka peliharalah penghasilan dan kendalikan pengeluaran Anda. Jika pengeluaran baik yang bersifat rutin maupun cicilan bulanan lebih besar dibandingkan dengan total penghasilan, sudah dapat dipastikan bahwa kesehatan keuangan Anda mengalami gangguan. Solusi yang bisa diambil tentu saja adalah dengan melakukan penghematan atau mencari tambahan penghasilan.

Baca juga artikel Cermati lainnya:

Tips Cerdas Menjalankan Resolusi Keuangan

Panduan Mengajukan Aplikasi Kartu Kredit Melalui Cermati.com

5 Ide Bisnis yang Menjanjikan dan Cara Memulainya

Published by

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI