Suara.com - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang akan dilakukan sejumlah perusahaan belum tentu mempengaruhi tingkat kemiskinan.
"Belum tentu, karena itu kan perusahaan-perusahaan besar. Ada pengaruh dari sisi mikro, nanti akan kelihatan," kata Suryamin di Jakarta, Kamis (4/2/2016).
Dia mengatakan, saat ini pemerintah sedang menggenjot usaha mikro yang tidak memerlukan bahan baku impor.
"Usaha mikro ini juga bisa menyerap, nanti Februari kita lihat," kata Suryamin.
Namun, PHK tentunya akan mempengaruhi ekonomi jika lebih banyak yang melakukan PHK dibandingkan tumbuhnya lapangan kerja baru di usaha mikro kecil.
"Dampaknya ini kan baru satu tahun ke depan, nanti 2017 seperti apa, karena dari mikro kecil juga sudah ada yang tumbuh," jelas dia.
Sejumlah perusahaan elektronik asal Jepang dan Korea Selatan menutup kantor pabrik perwakilannya di Indonesia. Hal itu mengakibatkan ribuan buruh pabrik di Tanah Air terancam diputus hubungan kerja dan menganggur.
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia mencatat jumlah tenaga kerja yang terkena PHK itu antara lain 1.700 orang dari PT Panasonic, 970 orang dari PT Toshiba, 1.000 orang Panasonic Lighting Cikarang-Bekasi, 1.200 orang dari PT Samoin dan 500 orang dari PT Starlink. (Antara)