Chevron Akan PHK 1.700 Buruh, Menteri ESDM "Angkat Tangan"

Rabu, 03 Februari 2016 | 10:36 WIB
Chevron Akan PHK 1.700 Buruh, Menteri ESDM "Angkat Tangan"
Jokowi menerima CEO Chevron. (Setkab)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengaku sudah mendengar kabar PT Chevron Pacific Indonesia akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 1700 karyawannya di Indonesia. Hal ini lantaran harga minyak dunia yang anjlok sejak 2015 di pasar global.

Sudirman mengaku hingga saat ini masih mencari informasi lebih lanjut tentang rencana perusahaan migas asal Amerika Serikat tersebut.

"Kita cari informasi dulu. Memang anjloknya harga minyak ini membuat perusahaan migas memutuskan untuk berhenti beroperasi. Karena ini nggak dirasakan oleh Chevron aja tapi seluruh dunia. Kita akan cari solusi untuk mengatasi dampaknya," kata Sudirman saat ditemui di kantor OJK, Jakarta Pusat, Rabu (3/2/2016).

Meski Chevron benar-benar akan PHK karyawannya tersebut, Sudirman mengaku pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa. Lantaran, hal tersebut merupakan keputusan korporasi dan pemerintah tidak bisa ikut campur dalam keputusan tersebut.

"Itu keputusan korporasi, kami (pemerintah) tidak bisa dong campurin keputusan korporasi. Yang bisa kita lakukan adalah mengatasi dampak sosial yang akan ditimbulkan dan aspek sosial lainnya," ungkapnya.

Meski banyak kabar yang menyatakan perusahaan migas akan melakukan PHK terhadap karyawannya, pihaknya yakin target produksi minyak nasional akan mencapai target.

"Kan mereka (perusahaan migas) tidak menurunkan target kan, mereka itu melakukan efesiensi. Jadi target tetap bisa dilakukan dong," ujarnya.

Sekedar informasi, harga minyak jenis Brent berada dilevel 30 dolar AS per barel. Penurunan harga minyak kali ini merupakan penurunan terendah selama 10 tahun terakhir.

Tren penurunan harga minyak dunia tersebut mulai dirasakan sejak awal 2015. Dilansir melalui berita New York Times, sekitar 250 ribu pekerja migas seluruh dunia telah kehilangan pekerjaan lantaran harga minyak di pasar dunia yang tak kunjung membaik selama satu tahun terakhir.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI