Suara.com - Bank Sentral India mempertahankan suku bunga utamanya tak berubah pada Selasa (2/2/2016), mengutip risiko-risiko inflasi dan mencatat momentum pelambatan pertumbuhan di ekonomi terbesar ketiga di Asia itu.
Bank sentral India, Reserve Bank of India (RBI), mengatakan suku bunga acuan repo, tingkat suku bunga yang bank kenakan untuk pinjaman kepada bank-bank komersial, akan tetap di 6,75 persen seperti yang para analis duga.
Dari 40 ekonom yang disurvei Bloomberg News, kecuali dua telah meramalkan bahwa bank sentral akan mempertahankan suku bunganya tidak berubah.
"Meskipun inflasi inti dan pertumbuhan upah lemah, risiko-risiko deflasi tampak menjadi surut," kata Gubernur RBI Raghuram Rajan dalam sebuah pernyataan menyusul ulasan pertemuan kebijakan moneter bank di Mumbai.
"Di sisi domestik, kegiatan ekonomi kehilangan momentum di kuartal ketiga dari 2015-16, ditarik turun oleh berkurangnya pertumbuhan pertanian dan industri," tambahnya.
Rajan telah membuat pengendalian inflasi sebuah prioritas seluruh masa jabatannya. Ia telah menetapkan target membawanya konsisten di bawah enam persen pada Januari 2016, yang katanya ia memperkirakan untuk mencapainya, meskipun data belum dirilis.
Inflasi harga konsumen India melaju cepat menjadi 5,6 persen pada Desember, bulan kelima berturut-turut inflasi mendapatkan kecepatan, namun masih di bawah target Rajan.
Gubernur bank memangkas 125 basis poin suku bunga pinjaman pada 2015 dalam empat pemotongan terpisah untuk membawa suku bunga repo turun ke tingkat terendah dalam empat tahun.
Pemangkasan suku bunga terakhir pada 29 September ketika mengejutkan para analis dengan pengurangan agresif 50 basis poin, sebelum suku bunga bertahan menyusul pertemuan pada Desember. (Antara)