Suara.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan pertumbuhan aset dari premi industri asuransi mencapai 15 hingga 20 persen pada 2016, didorong keyakinan akan pulihnya kondisi ekonomi yang akan memicu penarikan premi lanjutan dan baru.
"Jika melihat prospek untuk mencapai pertumbuhan ekonomi (2016) Indonesia sebesar 5,3 persen, kita yakin bisa 15 hingga 20 persen," kata Kepala Dewan Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank OJK, Firdaus Djaelani, di Jakarta, Senin (1/2/2016).
Menurut Firdaus, dampak dari paket kebijakan pemerintah untuk menyelesaikan pelemahan ekonomi pada 2015 sudah terasa dan akan segara berdampak pada industri.
Pemulihan daya beli masyarakat dan percepatan program pemerintah untuk infrastruktur, lanjutnya, akan mengerek permintaan kepada bisnis asuransi dan akhirnya menggenjot pendapatan perusahaan.
Mengacu pada pencapaian bisnis sepanjang 2015, Firdaus mengakui terdapat perlambatan pertumbuhan aset industri. Hal itu tidak lepas dari gejolak ekonomi eksternal dan dalam negeri.
Aset industri asuransi per 31 Desember 2015, kata Firdaus hanya tumbuh 10 persen dibanding 2014. Berdasarkan catatan sebelumnya, capaian pertumbuhan aset asuransi itu lebih rendah dibanding 2014, yang mencapai 17,5 persen.
Gejolak ekonomi eksternal telah memengaruhi pendapatan investasi dari industri asuransi jiwa. Perolehan premi yang menurun juga dipengaruhi daya beli masyarakat.
"Ini disebabkan pengaruh eksternal dan internal. Pada perusahaan industri tertentu diakui bahwa daya beli masyarakat mengalami penurunan," ujarnya.
Berdasarkan perhitungan dari data resmi di situs OJK, Senin (1/2/2016), total aset untuk industri asuransi jiwa konvesional sebesar Rp329,68 triliun. Kemudian, untuk total aset industri asuransi umum dan reasuransi konvensional sebesar Rp132,5 triliun.
Adapun untuk aset dari industri asuransi wajib sebesar Rp107 triliun, dan aset industri asuransi sosial sebesar Rp233 triliun.
Sehingga total aset industri asuransi konvensional hingga 31 Desember 2015 sebesar Rp802,24 triliun.
Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia Hendrisman Rahim meyakini prospek asuransi akan membaik pada 2016. Hal itu juga ditopang akan membaiknya pendapatan dari produk asuransi berbalut investasi Unit-Linked. Musababnya, pendapatan investasi akan membaik, sehingga akan menggairahkan calon nasabah untuk membeli Unit-Linked.
Hingga akhir kuartal III, kontribusi premi dari Unit-Linked mencapai 53 persen pada total premi asuransi jiwa.
"Kami yakin, investasi akan membaik pada awal semester II 2016," ucapnya. (Antara)