Ada Beda Tajam, Jokowi Belum Putuskan Proyek Migas Blok Masela

Senin, 01 Februari 2016 | 20:20 WIB
Ada Beda Tajam, Jokowi Belum Putuskan Proyek Migas Blok Masela
Presiden Joko Widodo, Wapres Jusuf Kalla, dan Menkopolhukam Luhut Panjaitan di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (21/1). [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - ‎Presiden Joko Widodo menyatakan belum bisa memutuskan apakah fasilitas‎ proyek minyak dan gas bumi Blok Masela dibangun di darat (onshore) atau di tengah laut (offshore). Sebab, dalam rapat terbatas dengan menteri terkait tadi masih ‎terdapat perbedaan pandangan yang tajam.

‎"Memang masih ada perbedaan pandangan yang sangat tajam, apakah fasilitas Blok Masela dibangun di darat atau di laut. Perbedaan ini tentunya memperkaya Presiden dalam mengambil keputusan," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung usai rapat terbatas di kantor Presiden, Jakarta, Senin (1/2/2016).

Karena masih terdapat perbedaan yang tajam mengenai fasilitas Blok Masela apakah di laut atau di darat, katanya, Presiden Jokowi tidak bisa memutuskan hari ini.

"Ada yang berargumentasi di laut dengan sejumlah argumentasi yang ada, dan cost recovery, kemudian juga pendapatan negara dan sebagainya. Termasuk juga yang berasumsi di darat akan menimbulkan multiplier effect bagi masyarakat sekitar.‎ Karena masih ada perbedaan yang sangat tajam, maka Presiden memutuskan untuk tidak diputuskan hari ini," katanya.

Selanjutnya, Presiden akan mengundang investor yang akan mengerjakan Blok Masela rapat secara khusus mengenai hal itu. Pertemuan akan dilaksanakan dalam waktu dekat.

"Presiden akan mengundang secara khusus investor dalam hal ini Inpex dan Shell untuk didengarkan, karena mereka nanti yang akan menjalankan. Dan akan dilakukan dalam waktu dekat sebelum finalisasi diputuskan Presiden," kata Pramono.

"Kami meyakini, apapun keputusan yang akan diambil presiden nanti adalah keputusan yang terbaik bagi bangsa, dengan mempertimbangkan konstitusi, mempertimbangkan kepentingan masyarakat banyak. Dan juga tentunya manfaat jangka panjang yang seluas-luasnya keberadaan proyek yang sangat besar ini.‎ Ini akan menjadi proyek gas terbesar di dunia, dan untuk itu memang perlu kesabaran untuk memutuskan," Presiden menambahkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI