Dampak Moratorium, Sulut Harus Impor Ikan Cakalang dari India

Esti Utami Suara.Com
Senin, 01 Februari 2016 | 09:34 WIB
Dampak Moratorium, Sulut Harus Impor Ikan Cakalang dari India
Penangkapan kapal nelayan asing. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Provinsi Sulawesi Utara mengimpor ikan cakalang sebanyak 15 ton dari India karena produksi lokal tidak mampu memenuhi permintaan industri di daerah tersebut. Padahal selama ini wilayah ini dikenal sebagai salah satu produsen ikan cakalang.

"Produksi nelayan dan kapal lokal ternyata tidak mampu memenuhi permintaan industri ikan cakalang di Sulut sehingga harus melakukan impor dari India," kata Kepala Dinas Kelautan Perikanan Provinsi Sulut Ronald Sorongan di Manado, Senin (1/2/2016).

Dia mengatakan industri ikan kaleng di Bitung memang melakukan impor ikan cakalang sebanyak 15 ton dari India, karena untuk memenuhi permintaan pembeli atau buyers dari luar negeri.

"Selain memenuhi permintaan yang sudah tertera dalam kontrak kerja, pihaknya melakukan impor yakni PT Delta industri pengelolaan ikan kaleng di Kota Bitung karena untuk menjawab permintaan pasar dan perjanjian dengan buyers luar negeri, dan juga untuk menghidupi karyawan," jelasnya.

Sebenarnya ini sangat ironi karena Sulut terkenal dengan pengekspor produksi perikanan apalagi ikan cakalang. Namun dengan adanya moraturium dari Menteri KKP, banyak kapal yang tidak melaut terutama kapal-kapal asing dan eks asing.

"Dan kami mengharapkan hanya kapal lokal dan nelayan kecil yang boleh menangkap ikan, ternyata produksi mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan industri di Sulut," jelasnya.

Kapal lokal, katanya, tidak mampu mensuplai bahan baku ikan cakalang ke industri karena kapal yang menangkap ikan masih sangat sedikit.

"Padahal, ikan di laut cukup banyak, tapi kapal yang menangkap masih sangat kurang," katanya.

Jika, kapal lokal masih belum bisa memenuhi permintaan industri di Sulut, maka ada kemungkinan Sulut masih akan melakukan impor ikan dari luar negeri," jelasnya. (Antara)

REKOMENDASI

TERKINI