BKPM Genjot Investasi Hilirisasi Kelapa Sawit

Minggu, 31 Januari 2016 | 11:47 WIB
BKPM Genjot Investasi Hilirisasi Kelapa Sawit
Biji kelapa sawit yang telah disortir di Desa Rantau Sakti, Rokan Hulu, Riau, Selasa (16/9). [Antara/Wahyu Putro A]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mendorong peran investasi asing di sektor hilirisasi kelapa sawit. Sebab minat berinvestasi di sektor tersebut cukup besar.

"Hilirisasi penting dalam mendorong proses untuk meningkatkan 'value added' (nilai tambah) dari komoditi kelapa sawit. Artinya dengan berkembangnya sektor hilirnya, diharapkan proses pengolahannya dapat dilakukan di tanah air," kata Kepala BKPM Franky Sibarani dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu (31/1/2016).

Selama ini pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong hilirisasi sektor kelapa sawit ini agar pengembangan produk turunannya dapat semakin meningkat. Salah satu hal yang diusulkan untuk dihilangkan adalah rekomendasi teknis dari kementerian terkait.

Berdasarkan data BKPM, untuk investasi asing yang masuk dari sektor industri minyak makan kelapa sawit dan minyak goreng kelapa sawit tercatat mengalami penurunan dari tahun 2014 sebesar 607 juta dolar AS dengan jumlah proyek 123 proyek menjadi 307 juta dolar AS dengan jumlah proyek 305 proyek.

Lebih lanjut, Franky mengatakan saat ini regulasi di sektor ini membuka asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia hingga 95 persen.

"Ada beberapa pihak yang menginginkan ini menjadi tertutup, namun hingga kini peran asing dalam di sektor hilirisasi ini penting untuk mendorong pertumbuhan di sektor terkait," ujarnya.

Dari data realisasi investasi BKPM tahun 2015, tercatat investasi di sektor pertanian termasuk perkebunan mencapai Rp39,9 triliun yang berarti terjadi peningkatan sebesar 5 persen dari tahun sebelumnya.

Angka ini didukung positif dengan komitmen investasi yang masuk selama tahun 2015 dari sektor pertanian dengan nilai mencapai Rp70 triliun atau meningkat 159 persen dari tahun yang sama sebelumnya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI