Suara.com - Pemerintah Indonesia telah membentuk Badan Otorita Borobudur untuk memperbaiki pengelolaan kawasan wisata Candi Borobudur menjadi terintegrasi.
"Nanti kita akan kelola secara terintegrasi karena kita sudah bisa merumuskan kelemahan kita adalah ini 'single destination' tapi 'multi management'," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya terkait pengelolaan ganda wisata Borobudur di Hotel Manohara, Magelang, Provinsi Jawa Tengah pada Jumat sore (29/1/2016)
Hal itu menjadi salah satu hasil keputusan rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo dan dihadiri oleh sejumlah menteri antara lain Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.
Selain itu, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X serta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga turut dalam rapat tersebut.
Pemerintah juga menetapkan target pengunjung dari mancanegara mencapai 2 juta orang dimana sebelumnya hanya rata-rata sebanyak 250-300 ribu wisatawan.
Sedangkan target jumlah pengunjung domestik sebesar 5 juta orang.
"Dua juta wisman itu nanti sekitar 2 miliar dolar AS. Itu uang yang devisa itu sekitar 2 miliar dolar atau Rp 24-25 triliun," kata Menteri.
Sementara itu, dia mengharapkan uang yang beredar di masyarakat dari kegiatan wisatawan sekitar Rp100 triliun.
Arief menjelaskan total investasi tahap pertama pengembangan wisata Candi Borobudur sekitar Rp20 triliun.
"Rp10 triliun akan datang dari pemerintah berupa infrastruktur dasar, dan 10 triliun lagi berasal dari 'private investor'," kata Arief yang menjelaskan infrastruktur dasar adalah akses jalan, penyaluran air dan listrik.
Menteri mengatakan badan otoritas nantinya akan menawarkan pembangunan hotel kepada investor lokal maupun luar negeri. Hasil rapat selanjutnya yaitu pengembangan kawasan Borobudur sebagai destinasi utama berstandar internasional.
"Nah kalau ditetapkan sebagai destinasi utama maka airport harus dibangun. Fasilitas hotel-hotel harus berskala internasional," kata Arief.
Kemudian rapat menetapkan jargon untuk promosi Candi Borobudur yaitu "Borobudur Mahakarya Budaya Dunia" yang bertujuan untuk menggaet ketertarikan calon pengunjung.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pemerintah telah menetapkan 10 destinasi wisata yang akan diprioritaskan pembangunan dan pengembangannya tahun ini. Pemerintah membutuhkan investasi senilai lebih dari USD20 miliar untuk pengembangan 10 destinasi wisata prioritas pada 2016.
Destinasi tersebut adalah Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (Nusa Tengara Barat/NTB), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur/ NTT), Bromo-Tengger- Semeru (Jawa Timur), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Toba (Sumatera Utara), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Tanjung Lesung (Banten), Morotai (Maluku Utara), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung).
Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS) terkini, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada November 2015 mencapai 777,5 ribu kunjungan atau naik 1,70 persen dibandingkan jumlah kunjungan wisman November 2014 yang tercatat sebanyak 764,5 ribu kunjungan. Sementara itu, jika dibandingkan dengan Oktober 2015, jumlah kunjungan wisman November 2015 turun sebesar 5,85 persen.
Secara kumulatif dari periode Januari–November 2015, jumlah kunjungan wisman mencapai 8,80 juta kunjungan. Jumla ini mengalami kenaikan 3,23 persen dibanding kunjungan wisman pada periode Januari-November 2014 yang berjumlah 8,52 juta kunjungan. (Antara)