Suara.com - Kapolri Jenderal Badrodin Haiti berkomitmen membantu pemerintah dalam mengatasi persoalan yang menyangkut lonjakan harga pangan di pasaran.
"TNI-Polri membantu program prioritas pemerintah, termasuk masalah pangan. Untuk itu kami terus memantau kenaikan harga," kata Badrodin usai Rapat Pimpinan TNI dan Polri di auditorium Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta Selatan, Jumat (29/1/2016).
Dia menjelaskan penyebab kenaikan harga pangan ada tiga hal. Pertama keterlambatan pasokan karena gangguan transportasi. Kedua, stoknya habis sehingga tidak ada yang bisa dipasok lagi ke pasar. Dan ketiga ada penyimpangan.
"Kami meneliti ini apakah kemungkinan ada penyimpangan, kalau ada kami harus turun untuk menyelidikinya. Apakah kartel, penimbunan, semuanya akan diselidiki," ujar dia.
"Kalau stoknya ada, supply-nya tidak terkendala, harga bergejolak, berarti ada permainan. Itu harus ditindak," Badrodin menambahkan.
Dia menambahkan pada tahun 2015, Badarn Reserse Kriminal Polri pernah menyelidiki kasus mafia penimbunan pangan, khususnya daging sapi, yang mengakibatkan harga di pasar melonjak.
Namun, dalam proses penindakan, polisi terkendala dengan kebijakan pemerintah yang tertuang dalam PP Nomor 78 Tahun 2015. Pemerintah mengatur stok atau penyimpanan pangan selama tiga bulan.
"Pada tahun 2015 lalu Bareskrim pernah mengusut kasus ini, tetapi baru lidik (penyelidikan) sudah berhenti karena terbentur soal definisi penimbunan yang diatur dalam PP Nomor 78 Tahun 2015. Kebijakan itu sudah diberi masukan untuk direvisi. Kabareskrim sudah saya perintahkan untuk melihat itu," kata Haiti.
Polri Ikut Pantau Pangan, Mafia Bakal Disikat
Jum'at, 29 Januari 2016 | 17:59 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Harga Pangan Merangkak Naik, Beban Masyarakat Kecil Semakin Berat
24 Oktober 2024 | 09:11 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Bisnis | 23:33 WIB
Bisnis | 22:25 WIB
Bisnis | 19:32 WIB
Bisnis | 19:24 WIB
Bisnis | 18:27 WIB
Bisnis | 17:43 WIB
Bisnis | 17:00 WIB