Suara.com - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan enam trayek tol laut seluruhnya akan beroperasi pada Maret mendatang.
"Seharusnya Maret nanti sudah jalan," kata Jonan dalam bincang-bincang di usai rapat kerja dengan Komisi V DPR, Jakarta, Selasa (26/1/2016).
Jonan mengatakan dengan demikian disparitas harga bahan pokok di wilayah Barat dan Timur bisa ditekan hingga 30 persen.
"Lebih dari itu (20 persen), sehingga ada kewajaran harga, harganya tidak naik turun " katanya.
Pasalnya, PT Pelni sebelumnya memprediksi potensi penurunan harga bahan pokok di kisaran 20-25 persen.
Pada 2015, tiga trayek tol laut telah dioperasikan, yakni Kode Trayek T - 1 : Tanjung Perak - Tual - Fak fak - Kaimana - Timika - Kaimana - Fak fak - Tual -Tanjung Perak. (Dioperasikan oleh KM Caraka Jaya Niaga III - 32).
Kedua, Kode Trayek T - 4 : Tanjung Priok - Biak - Serui - Nabire -Wasior - Manokwari - Wasior- Nabire - Serui - Biak - Tanjung Priok. (Dioperasikan oleh KM Caraka Jaya Niaga Ill - 22).
Ketiga, Kode Trayek T -6 : Tanjung Priok - Kijang - Natuna - Kijang - Tanjung Priok (Dioperasikan oleh KM Caraka Jaya Niaga III - 4).
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Bobby R Mamahit menambahkab bahwa kemungkinan akan ada sampai 13 trayek tol laut.
"Di masa depan akan ditambah, mungkin sampai 13 trayek kalau kata Pak Menteri," katanya.
Menurut dia, dengan konektivitas semakin lancar, disparitas harga akan semakin tipis antara wilayah Barat dan Timur.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, konsep Tol Laut adalah konektivitas laut yang efektif berupa adanya kapal yang melayari secara rutin dan terjadwal dari barat sampai ke timur Indonesia.
Program ini didukung dengan pembangunan 24 pelabuhan strategis pendukung tol laut. Terdiri dari 5 pelabuhan utama yakni Belawan (Medan), Kuala Tanjung (Batubara, Sumatera Utara), Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung Perak (Surabaya), Makassar (Sulawesi Selatan), dan Bitung (Sulawesi Utara). Ini ditambah 19 pelabuhan feeder antara lain Malahayati di Aceh, Batu Ampar di Batam, Teluk Bayur di Padang, Jambi, Palembang, Panjang di Lampung, Tanjung Emas di Semarang, Pontianak, Sampit, Banjarmasin, Kariangau di Balikpapan, Palaran di Samarinda, Pantoloan di Sulawesi Tengah, Kendari, Tenau di Kupang, Ternate, Ambon, Sorong dan Jayapura.
Program ini juga dibarengi revitalisasi industri galangan kapal dalam negeri untuk mencukupi kebutuhan permintaan kapal dalam negeri. Pembangunan tol laut diperkirakan menelan biaya investasi Rp699,99 triliun.