Dana Murah Meningkat
Untuk mendukung efisiensi bisnis, BNI berhasil mempertahankan dana murah (Current Account Saving Account) dalam struktur DPK di level 61,1%. Pertumbuhan DPK hingga 18.0% pada tahun 2015 sejalan dengan upaya BNI dalam memperluas jaringan dan fasilitas transaksi di berbagai wilayah di Indonesia.
Pada 2015 BNI telah membuka 71 kantor cabang dan kantor kas, menambah 2.000 ATM baru serta mengoperasikan 40.000 mesin EDC baru. Total nasabah simpanan BNI mencapai 17 juta nasabah.
Pertumbuhan dana murah memberikan keuntungan kompetitif bagi perseroan untuk menjalankan fungsi intermediasi dengan lebih efisien. Terbukti dengan tingkat pertumbuhan kredit dan DPK yang seimbang, BNI berhasil menjaga tingkat Loan to Deposit Ratio(LDR) berada di level 87,8%.
Pendapatan Bunga Bersih tumbuh 12,3%
Total pendapatan bunga bersih (net interest income) pada tahun 2015 tumbuh 12,3% menjadi Rp 25.6 triliun dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp 22.8 triliun. Sementara pendapatan fee based meningkat dari Rp 6.9 triliun menjadi Rp 7.3 triliun. Pendapatan fee basedberasal dari berbagai segmen bisnis seperti pembayaran transaksi ATM yang tumbuh 45,5%, trade finance 44,4%, danbancaassurance tumbuh 37,7%.
Keberhasilan BNI dalam menggalang dana murah dan melakukan efisiensi biaya dana berhasil menjaga nett interest margin (NIM) pada level 6,4%. Sementara itu dengan strategi dan pengelolaan bisnis yang terkontrol dan efisien, pada tahun 2015 BNI mencatat pertumbuhan laba sebelum pencadangan sebesar 10.4% menjadi Rp 18.7 triliun, dibandingkan tahun 2014 senilai Rp 16.9 triliun.
“Peningkatan laba sebelum pencadangan tersebut mencerminkan bisnis BNI tetap tumbuh dengan solid. Upaya penguatan bisnis BNI akan terus dilakukan agar strategis bisnis jangka panjang perusahaan dapat berjalan optimal dan berkelanjutan,” kata Baiquni.
Sebagai bagian dari langkah manajemen dalam pengelolaan risiko, pada tahun 2015 pencadangan kredit BNI naik 101.4% atau senilai Rp 7.3 triliun. Kebijakan tersebut berdampak
Pada pencapaian laba bersih perseroan di tahun 2015 menjadi sebesar Rp 9.1 triliun, turun -15,9% dibandingkan tahun 2014 sebanyak Rp 10.8 triliun.