Suara.com - Minyak mentah jatuh kembali di bawah 30 dolar AS per barel di perdagangan Asia, Selasa (26/1/2016), karena kekhawatiran tentang kelebihan pasokan global mengemuka kembali, setelah harga "rebound" selama dua hari.
Setelah terjun ke terendah 12-tahun, harga minyak mentah melonjak akhir pekan lalu, di tengah harapan bahwa rencana-rencana untuk langkah-langkah stimulus ekonomi lebih lanjut di zona euro dan Jepang akan meningkatkan permintaan.
Tetapi reli itu melempem pada Senin (25/1/2016) akibat berlanjutnya kekhawatiran tentang kelebihan pasokan.
Pada sekitar pukul 06.25 GMT, patokan AS minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, turun 91 sen atau 3,0 persen menjadi diperdagangkan pada 29,43 dolar AS per barel.
Sementara, minyak mentah Brent untuk penyerahan Maret anjlok 1,14 dolar AS atau 3,74 persen menjadi diperdagangka di 29,36 dolar AS per barel.
WTI merosot 5,7 persen dan Brent menurun 5,2 persen pada Senin.
"Penurunan ini tidak terlalu mengejutkan karena fundamental minyak masih tetap lemah," kata Daniel Ang, analis Phillip Futures di Singapura.
"Kami sedang melihat kelebihan pasokan yang kuat dan permintaan tidak begitu luar biasa," ia mengatakan. (Antara)