BKPM Jamin Hengkangnya Ford Tak Pengaruhi Investasi Otomotif

Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 26 Januari 2016 | 13:23 WIB
BKPM Jamin Hengkangnya Ford Tak Pengaruhi Investasi Otomotif
Ford Motor Co. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan keputusan produsen otomotif global Ford Motor untuk berhenti beroperasi di Indonesia tidak akan mempengaruhi investasi industri otomotif di Tanah Air.

Kepala BKPM Franky Sibarani dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (26/1/2016), mengatakan daya tarik investasi sektor otomotif di Indonesia masih cukup tinggi.

"Keputusan Ford Motor Indonesia untuk menghentikan kegiatannya di Indonesia, menurut saya bukan sinyal menurunnya daya tarik investasi sektor otomotif," katanya.

Franky menjelaskan berdasarkan data yang dimiliki oleh BKPM, perizinan Ford Motor Indonesia tercatat di bidang usaha perdagangan besar, perdagangan impor dan pelayanan purna jual, serta bidang usaha pemeliharaan dan reparasi mobil.

"Tidak ada perizinan di bidang usaha industri otomotif. Hingga kini, perusahaan juga belum mengajukan pencabutan atas izin usaha yang dimilikinya ke BKPM," katanya.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, produsen otomotif asal Amerika Serikat tersebut melalui situs resmi PT Ford Motor Indonesia per Senin (25/1/2016) mengumumkan penutupan seluruh aktivitas operasional mereka termasuk menutup seluruh hak penjualan (dealership) dan menghentikan penjualan dan impor resmi seluruh kendaraan Ford pada paruh kedua 2016.

Kendati pemain sektor otomotif tersebut hengkang, menurut Franky, minat investasi industri otomotif ke Indonesia tetap tinggi ditandai dengan geliat investasi di sektor otomotif Tanah Air.

"Ke depan, kami tetap optimistis bahwa perkembangan investasi di bidang otomotif akan terus meningkat," katanya.

Sepanjang 2015, BKPM mencatat realisasi investasi sektor industri alat angkutan dan transportasi, termasuk di dalamnya otomotif, mencapai Rp23,57 triliun, naik 6,5 persen dibandingkan realisasi tahun sebelumnya sebesar Rp22,13 triliun. Sedangkan untuk investasi asing yang khusus sektor otomotif baik industri maupun jasa (perdagangan dan reparasi) tercatat mencapai Rp21,6 triliun, meningkat 13 persen dari tahun sebelumnya Rp19 triliun.

Beberapa waktu lalu, BKPM juga berkesempatan meninjau proses konstruksi investasi otomotif asal Tiongkok, Wuling.

Investasi dengan rencana total sebesar 397,4 juta dolar AS tersebut saat ini sudah terealisasi 43,5 juta dolar AS dan diharapkan sudah mulai berproduksi 2017.

Dalam kunjungan tersebut, Franky juga menyatakan kesiapan BKPM untuk mengawal masuknya 15 perusahaan komponen yang akan memasok Wuling.

Perusahaan-perusahaan tersebut akan diarahkan memanfaatkan layanan izin tiga jam.

Investasi Wuling di Indonesia direncanakan untuk membangun pabrik otomotif untuk kendaraan berjenis MPV dengan kapasitas mencapai 84.000 unit dan 36.000 unit, serta industri penunjang yakni suku cadangnya.

Berdasarkan data OICA (International Organization of Motor Vehicle Manufacturers) rasio kepemilikan mobil di Indonesia yaitu sekitar 77 unit per 1.000 penduduk, sementara di Malaysia sekitar 397 unit per 1.000 penduduk.

Merujuk data tersebut, rasio kepemilkan mobil tersebut menunjukkan peluang pasar mobil di Indonesia masih sangat besar. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI