Suara.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Sudirman Said mengungkapkan alasan pemerintah memungut Dana Ketahanan Energi dari harga jual bahan bakar minyak untuk menambahkan modal guna pembangunan infrastruktur di sektor energi dan menambah modal pemerintah untuk mengembangkan energi baru terbarukan.
Menurutnya sudah ada berbagai negara yang menerapkan kebijakan ini, seperti di Norwegia, Timor Leste, dan Australia.
"Jadi kita semua pasti tahu kalau BBM kita ini masih impor, energi fosil akan habis. Melihat kondisi ini kita perlu percepat infrastruktur. Di bidang listrik 12.966 desa belum sepenuhnya menikmati listrik 2.519 di antaranya sama sekali tidak mendapatkan akses," kata Sudirman saat menghadiri rapat dengan Komisi VII di gedung DPR, Senin (25/1/2016).
Ia juga mengklaim dengan adanya Dana Ketahanan Energi, Indonesia mampu untuk bersaing dengan negara-negara lain dalam bidang infrastruktur energi.
Ia menjelaskan nantinya Dana Ketahanan Energi akan dipungut melalui pembelian bahan bakar jenis premium dan solar per liternya. Oleh karena itu, pemerintah ingin mendorong seluruh provinsi di Indonesia pada 2025, salah satunya peran dari energi baru terbarukan.
"DKE adalah pendekatan jangka panjang, yang memang tidak akan terasa benefitnya sekarang. Tapi kalau tidak kita mulai, tidak akan pernah terwujud," katanya.
Ia menjelaskan untuk draf persiapan Dana Ketahanan Energi masih dibahas oleh Presiden Joko Widodo. Ia mengatakan draf ini akan segera selesai dalam waktu dekat.