Suara.com - Pengamat Ketenagalistrikan Direktur Eksekutif Institute Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa, seharusnya harga listrik pada 2016 bisa mengalami penurunan. Hal tersebut lantaran harga-harga energi mengalami penurunan dan termurah sepanjang 2016.
“Harga energi diprediksikan mengalami penurunan, seharunya arga listrik bisa turun tahun ini. Harga energi primer untuk PLN akan lebih murah tahun ini. Implikasinya, kalau kurs stabil dan inflasi tidak tertekan, maka ada potensi tarif listrik turun lagi,” kata Fabby saat ditemui dalan acara PLN Outlook 2016 di kantor Pusat PLN, Jakarta Selatan, Jumat (22/1/2016).
Ditambah lagi, PLN harus mengambil beberapa langkah agar harga listrik di Indonesia bisa murah. Salah satunya harus dengan segera memanfaatkan sumber Energi Terbarukan (EBT) yang saat ini sangat murah. Hal ini dapat membuat bisnis PLN bisa semakin membaik.
“Misalnya, harga solar PV saat ini bisa di bawah 1,5 dollar AS per watt-peak. Sedangkan harga battery lithium saat ini lebih murah menjadi 250 dollar AS hingga 300 dollar AS per kilowatt hour (kWh). Sebelumnya harga battery lithium mencapai 400 dollar AS hingga 450 dollar AS per kWh. Ini harus dilihat dan dicermati oleh PLN,” ungkapnya.
Ia mengakui bahwa skema penggunaan EBT pada listrik ini masih belum menyebar luas di masyarakat. Namun, jika PLN mampu memanfaatkan EBT ini akan membuat PLN akan semakin maju dan masyarakat dapat memperoleh listrik dengan harga yang terjangkau.
“Misalnya menggunakan teknologi battery lebih murah, maka pilihan orang untuk menggunakan listrik bukan dari PLN, menjadi lebih lebar. Ini patut direalisasikan,” tegasnya.