Suara.com - Kurs dolar AS berakhir bervariasi terhadap mata uang utama lainnya pada Kamis (Jumat pagi WIB 22/1/2016), setelah Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi mengisyaratkan stimulus lebih lanjut.
Euro melemah terhadap dolar pada awal sesi setelah Draghi mengatakan bahwa bank sentral dapat meninjau sikap kebijakan moneternya pada pertemuan berikutnya awal Maret.
Menurut Wall Street Journal, komentar Draghi menunjukkan bahwa bank sentral bersedia untuk menggelar lebih lanjut stimulusnya di pertemuan berikutnya pada Maret.
Pada Kamis pagi (21/1/2016), ECB mengumumkan bahwa suku bunga utamanya masih tidak berubah di tingkat terendah.
Euro, jatuh serendah 1,0778 dolar AS di awal sesi, membalikkan penurunannya dan diperdagangkan pada 1,0882 dolar pada akhir sesi, sedikit berubah dari 1,0884 dolar pada sesi sebelumnya.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,12 persen menjadi 99,02 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan di New York, pound Inggris naik menjadi 1,4216 dolar dari 1,4173 dolar. Dolar Australia naik ke 0 6986 dolar dari 0,6920 dolar.
Dolar dibeli 117,46 yen Jepang, lebih tinggi dari 116,94 yen di sesi sebelumnya. Dolar naik menjadi 1,0068 franc Swiss dari 1,0048 franc Swiss, dan bergerak turun ke 1,4286 dolar Kanada dari 1,4486 dolar Kanada. (Antara)