Suara.com - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih rendah pada Kamis (Jumat pagi WIB 22/1/2016), karena ekuitas AS berbalik naik satu hari setelah turun tajam.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari, turun delapan dolar AS atau 0,72 persen, menjadi menetap di 1.098,2 dolar AS per ounce.
Setelah hari perdagangan yang bergejolak pada Rabu (20/1/2016), ekuitas AS berbalik naik pada Kamis, menempatkan tekanan pada logam mulia. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 163 poin atau 1,04 persen pada pukul 17.45 GMT.
Para analis mencatat bahwa ketika ekuitas membukukan kerugian, logam mulia biasanya naik karena investor mencari tempat yang aman, sementara sebaliknya ketika ekuitas AS membukukan keuntungan, biasanya harga emas turun.
Departemen Tenaga Kerja AS merilis laporan klaim pengangguran mingguannya pada Kamis, mencegah emas dari penurunan lebih lanjut karena klaim awal naik 10.000 pada minggu yang berakhir 16 Januari menjadi 293.000. Para analis mencatat angka ini jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan.
Emas berada di bawah tekanan ketika laporan yang dirilis oleh Federal Reserve Cabang Philadelphia pada Kamis menunjukkan Indeks Kondisi Bisnis Umum dalam Survei Prospek Bisnisnya berada pada tingkat -3,5, lebih baik dari yang diharapkan. Analis mengambil angka ini sebagai tanda penguatan setelah beberapa laporan menunjukkan pelemahan dalam indeks.
Logam mulia dicegah dari penurunan lebih lanjut karena indeks dolar AS turun 0,06 persen menjadi 99,00 pada pukul 18.00 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.
Perak untuk pengiriman Maret turun 6,6 sen, atau 0,47 persen, menjadi ditutup pada 14,094 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 0,3 dolar AS, atau 0,04 persen, menjadi ditutup pada 819,50 dolar AS per ounce. (Antara)