Suara.com - Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) mengeluhkan sejumlah kendala dalam memaksimalkan bisnis layanan jasa perjalanan wisata. Sejumlah kendala tersebut memerlukan terobosan dari pemerintah.
"Salah satunya adalah bisnis online travel yang berkembang dalam satu tahun terakhir menghantam agen-agen perjalanan wisata yang tergabung menjadi anggota kami. Kebanyakan mereka tidak berbadan hukum dan tak terdaftar di Asita. Ini sangat merugikan kami sehingga kami minta pemerintah betul-betul menegakkan aturan," kata Ketua Umum Asita Asnawi Bahar saat dihubungi Suara.com, Kamis (21/1/2016).
Kendala lain adalah tak adanya bantuan fasilitasi dari pemerintah untuk mengikuti kegiatan promosi destinasi pariwisata di berbagai daerah maupun di luar negeri. "Padahal ini membutuhkan biaya besar. Sementara tidak semua anggota kami memiliki kemampuan finansial yang kuat," ujar Asnawi.
Ada juga kendala eksternal yang mengganjal bagi Asita. Di banyak tempat wisata di berbagai daerah, kondisi infrastruktur untuk menuju destinasi wisata tersebut sangat buruk. "Tentu ini mempersulit penyediaan jasa layanan perjalanan wisata bagi turis. Sehingga perlu keseriusan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk membenahi persoalan ini," tutup Asnawi.
Sebelumnya pemerintah menetapkan 10 destinasi wisata yang akan diprioritaskan pembangunan dan pengembangannya tahun ini. Pemerintah membutuhkan investasi senilai lebih dari USD20 miliar untuk pengembangan 10 destinasi wisata prioritas pada 2016.
Destinasi tersebut adalah Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (Nusa Tengara Barat/NTB), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur/ NTT), Bromo-Tengger- Semeru (Jawa Timur), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Toba (Sumatera Utara), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Tanjung Lesung (Banten), Morotai (Maluku Utara), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung).
Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS) terkini, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada November 2015 mencapai 777,5 ribu kunjungan atau naik 1,70 persen dibandingkan jumlah kunjungan wisman November 2014 yang tercatat sebanyak 764,5 ribu kunjungan. Sementara itu, jika dibandingkan dengan Oktober 2015, jumlah kunjungan wisman November 2015 turun sebesar 5,85 persen.
Secara kumulatif dari periode Januari–November 2015, jumlah kunjungan wisman mencapai 8,80 juta kunjungan. Jumla ini mengalami kenaikan 3,23 persen dibanding kunjungan wisman pada periode Januari-November 2014 yang berjumlah 8,52 juta kunjungan.