Presiden Joko Widodo meminta proyek pembangunan antar Kementerian/Lembaga diharapkan bisa saling terintergrasi. Hal ini bertujuan agar, proyek tersebut dapat selesai dengan tepat waktu, bukan malah berjalan sendiri-sendiri nantinya.
"Jadi, saya minta agar apapun proyek yang melibatkan Kementerian/ Lembaga harus terintergrasi agar bisa cepat," kata Jokowi saat memberikan kata sambutan dalam penandatangan 12 kontrak proyek Kementerian Perhubungan di Ruang Mataram Kemenhub, Jakarta Pusat, Senin (18/1/2016).
Ia menjelaskan, apa yang diucapkannya ini tanpa sebab, lantaran sudah banyak proyek yang berjalan sendiri-sendiri dan menjadi tidak sesuai karena tidak teri tergrasi satu sama lain.
Ia mencontohkan kasus yang terjadi pada proyek revitalisasi transportasi pendukung ke daerah wisata Raja Ampat. Selain itu, Jokowi juga mencontohkan pembangunan bandara dan fasilitasnya di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur untuk mendukung program pariwisata Pulau Komodo.
Terminal dan runaway telah dibangun dengan sangat baik oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub), namun fasilitas lain belum dibangun atau disediakan oleh Kementerian lain.
"Saya kasih contoh, ingin perbaiki 10 destinasi wisata terbaik negara kita. Saya pergi ke Labuan Bajo, runaway dan terminal sudah baik tapi ada hal-hal yang berkaitan dengan pariwisata nggak cukup, kayak airnyanggak ada, toilet kurang bersih," ungkapnya.
Selain itu, lanjut dia, revitalisasi bandara perintis di kepulauan Raja Ampat meunrutnya masih kurang panjang. Terminal masih seperti rumah biasa, dermaga masih minim fasilitas.
"Ada yang mau kerjain ini, si ini kerjain itu, saya mau kerjain ini, saya mau kerjain itu. Ya nggak bisa begitu dong, semua harus saling berintergrasi," tegasnya.
Ia menegaskan, pembangunan tak boleh mementingkan ego sektoral karena bisa merugikan masayarakat.