Suara.com - Ekonom Institute For Development Of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengakui pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia terbilang kecil dibanding perbankan konvensional. Oleh sebab itu, perlu ada insentif dari pemerintah agar perkembangan market share perbankan syariah terus meningkat.
"Memang kita akui, dibandingkan perbankan konvensional, market share perbankan syariah di Indonesia masih kecil," kata Enny saat dihubungi Suara.com, Sabtu (16/1/2016).
Agar perkembangan bisnis perbankan syariah lebih cepat, Enny menegaskan harus ada insentif dari pemerintah. Jika tidak, akan sulit bagi perbankan syariah untuk mengejar ketertinggalannya.
"Misalkan di Malaysia, ada insentif bagi warga yang menaruh dananya di bank syariah dan membayar zakat melalui rekening bank syariah, ada pengurangan pajak penghasilan yang harus dibayar. Itu salah satu contoh sehingga mendorong masyarakat lebih banyak menabung di bank syariah," ujar Enny.
Insentif lain yang perlu dilakukan adalah mendoron keterlibatan perbankan syariah untuk menyalurkan pembiayaan di sektor perekonomian yang bersifat jangka panjang dan beresiko besar. Biasanya sektor ini tidak banyak diminati perbankan konvensional. "Contohnya adalah pertanian yang beresiko besar gagal panen karena faktor alam dan masa cocok tanam yang memang lama. Ini peluang bagi perbankan syariah dengan skema bagi hasil dan berbagi resiko yang mungkin lebih menarik dari yang ditawarkan oleh bank konvensional," tutup Enny.
Mengacu data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per November 2015, total aset perbankan nasional mencapai Rp6.022,89 triliun. Sementara total aset perbankan syariah per November 2015 mencapai Rp273,49 triliun atau cuma 4,54 persen dari total aset perbankan nasional.