Suara.com - Bank Investasi Infrastruktur Asia atau Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) diresmikan pendiriannya pada Sabtu (16/1/2016), dihadiri perwakilan dari 57 negara pendiri bank tersebut.
Dalam peresmian AIIB yang dihadiri Presiden Tiongkok Xi Jinping tersebut, Indonesia diwakili Menteri Keuangan Bambang P.S Brodjonegoro.
Presiden Xi Jinping mengatakan pendirian AIIB merupakan momen bersejarah tidak saja bagi Tiongkok melainkan bagi seluruh negara pendiri.
AIIB didirikan pada 25 Desember 2015 di Beijing beranggotakan 57 negara. Dewan bank internasional itu diketuai Menteri Keuangan Tiongkok Lou Jiwei dan sebagai presiden pertama AIIB dipilih Jin Liqun.
Lou mengatakan AIIB menandai reformasi pembangunan sistem ekonomi global dan siap bekerja sama dengan bank multilateral lainnya seperti Bank Dunia dan Pembangunan Asia untuk memfasilitasi pembangunan Infrastruktur serta pembangunan berkelanjutan di Asia.
Indonesia resmi menjadi salah satu dari 57 negara pendiri AIIB dengan modal disetor sebesar 672,1 juta dolar AS dalam lima tahun. Dengan modal senilai tersebut, Indonesia menjadi donatur terbesar ke delapan di AIIB.
"Dengan modal senilai tersebut, Indonesia memiliki saham sebesar 3,7 persen," ungkap Menkeu RI Bambang.
Sesuai Article of Agreement pendirian Bank Investasi Infrastruktur Asia, setoran modal akan mulai di tahun 2016.
Pada tahap itu Indonesia harus menyetorkan modal sebesar Rp2 triliun dan berlanjut di tahun berikutnya.
Dengan resmi beroperasi pada 2016 modal AIIB direncanakan sebesar 100 miliar dolar AS dengan modal disetor tunai sebesar 20 persen.
"Kami akan memanfaatkan keikutsertaan ini untuk membiayai proyek-proyek Infrastruktur besar seperti pembangunan jalan tol, bandara, pelabuhan serta pembangkit listrik," ungkap Bambang di lain kesempatan. (Antara)