Suara.com - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengidentifikasi minat investasi baru dari Cina dalam pertemuan pemasaran investasi di Cina, Kamis (14/1/2016).
Minat tersebut berasal dari dua perusahaan Cina yang bergerak di sektor pembangkit listrik tenaga sampah dan industri galangan kapal.
Kepala BKPM Franky Sibarani dalam siaran pers, di Jakarta, Jumat (15/1/2016), mengatakan, perusahaan bidang energi terbarukan itu akan mengubah pengolahan sampah menjadi energi listrik.
"Mereka menyampaikan bahwa untuk tahap awal mereka akan membuat proyek percontohan. Nantinya diharapkan bisa membuat tiga proyek ke depan dengan masing-masing nilai investasi per proyek 50 juta dolar AS untuk mengolah 600 ton sampah per hari," katanya.
Franky, dalam kunjungan ke Cina menyempatkan diri untuk melihat salah satu lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang dioperasikan oleh investor di Kota Nantong, Provinsi Jiangsu.
Hadir mendampingi kunjungan tersebut yakni Konsul Jenderal RI untuk Shanghai, Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal, Chairman Indonesia-China Chamber of Commerce (INACHAM), dan perwakilan pengusaha Indonesia.
"Investor menawarkan dua model bisnis, yakni sebagai EPC (Engineering, Procurement and Construction) dan bermitra dengan mitra lokal, dengan syarat perusahaan lokal tersebut memiliki daya saing di Indonesia, kapasitas untuk mengerjakan proyek pembangkit tenaga listrik dan memiliki hubungan baik dengan pemerintah," katanya.
Kemudian alternatifnya adalah skema"Join Venture", di mana perusahaan akan berkontribusi memasok peralatan, bantuan teknologi dan riset serta pengembangan.
Franky menuturkan, pihaknya telah menyampaikan kepada investor dapat menjajaki kerja sama dengan mitra lokalnya di Indonesia.
Dijelaskan pula saat ini Kementerian ESDM telah mengeluarkan Permen ESDM No. 44 tahun 2015 tentang penetapan Feed-in Tariff untuk PLTSa di Indonesia.
"Marketing Officer BKPM akan membantu mencarikan lokasi yang tepat untuk dilakukan proyek pembangunan PLTSa, dengan acuan bahwa pemerintah daerah yang dipilih bersikap kooperatif mendukung rencana pembangunan pusat pengolahan sampah menjadi energi listrik di kotanya," katanya.
Selain energi terbarukan, minat yang juga berhasil diidentifikasi adalah industri galangan kapal.
Franky yang bertemu dengan pimpinan salah satu BUMN perusahaan galangan kapal di Tiongkok menyampaikan salah satu perusahaan lokal di Indonesia saat ini sedang mencari mitra untuk mengembangkan kapal pembawa LNG dengan kapasitas 4.500 meter kubik.
"BKPM mengundang investor untuk datang ke Indonesia guna meninjau industri perkapalan di Indonesia, dan siap membantu dalam mencarikan mitra untuk mengembangkan bisnis galangan kapal dan pelabuhan," pungkas Franky. (Antara)