Inaca Minta Pemerintah Buka Jalur Penerbangan Selatan Jawa

Adhitya Himawan Suara.Com
Jum'at, 15 Januari 2016 | 16:51 WIB
Inaca Minta Pemerintah Buka Jalur Penerbangan Selatan Jawa
Seorang penumpang mengambil gambar sesaat sebelum pesawat Citilink Airbus A230 lepas landas dalam penerbangan perdananya dengan rute Bandung-Lombok di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, Kamis (12/2). [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional (Inaca) mengharapkan dibukanya jalur penerbangan di wilayah Selatan Jawa karena waktu tempuhnya lebih singkat.

"Kalau memang itu diberikan, akan sangat memberikan kemudahan karena nanti 'short-cut-nya' (jalan pintasnya) cukup panjang," kata Ketua Umum Inaca M Arif Wibowo usai peresmian pengoperasian kendaraan kru udara Garuda Indonesia dengan Vi-Gas di Jakarta, Jumat (15/1/2016).

Menurut Arif, dengan demikian, jalurnya lebih singkat dibandingkan jalur Utara.

"Jadi, tidak perlu mengarah ke Surabaya, tapi langsung ke arah Selatan," ucapnya.

Pernyataan tersebut menyusul solusi yang ditawarkan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Suprasetyo terkait pembatasan frekuensi penerbangan di Jawa atas usulan Presiden Joko Widodo.

Dia mengatakan jalur Selatan bisa digunakan apabila tidak ada latihan militer.

"Jadi kalau (jalur Selatan) tidak bisa digunakan, misalnya, malam hari atau libur, bisa digunakan untuk penerbangan sipil," ujarnya.

Namun, menurut Direktur Utama PT Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi menilai jalur penerbangan Utara Jawa masih belum padat.

"Jakarta masih mungkin ditambah, Pak Menteri minta sampai 100 pergerakan," imbuhnya.

Saat ini, dia menyebutkan, kapasitas Bandara Soekarno-Hatta menampung maksimal 72 pergerakan per jam dengan rata-rata harian 60-65 pergerakan pesawat per jam.

Sebagaimana diinformasikan sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengimbau penerbangan jalur Utara Jawa secara bertahap harus dikurangi agar rute 'existing' menjadi efisien.

Selain itu, juga untuk kelancaran arus dan kapasitas penerbangan, khususnya di Jawa, Bali, dan sekitarnya, serta meningkatkan keselamatan lalu-lintas penerbangan pada rute-rute padat di Jawa-Bali.

Menurut Presiden, pengurangan kepadatan jalur utara Pulau Jawa juga penting untuk mengoptimalkan operasional penerbangan kontigensi jika terjadi letusan gunung berapi, dan juga untuk mengurangi emisi CO2.

Presiden menginstruksikan agar Menteri Perhubungan Ignasius Jonan untuk segera mengatasi permasalahan ini dengan penerapan "flexible use of airspace" dan rute-rute baru di selatan Pulau Jawa, sehingga dapat mengurangi kepadatan lalu-lintas penerbangan pada jalur penerbangan existing.

(Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI