Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melansir bahwa neraca perdagangan Indonesia pada tahun 2015 mengantongi surplus sebesar 7,51 miliar dolar Amerika Serikat, meskipun pada Desember tercatat mengalami defisit sebesar 235,8 juta dolar AS.
"Neraca perdagangan periode Januari hingga Desember 2015 surplus 7,51 miliar dolar AS, sementara untuk Desember mengalami defisit sebesar 235,8 juta dolar AS," kata Kepala BPS, Suryamin, dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (15/1/2016).
Suryamin mengatakan, sepanjang tahun 2015 pada periode Januari hingga Desember, kinerja ekspor mencapai 150,25 miliar dolar AS sementara untuk impor tercatat sebesar 142,74 miliar dolar AS.
Sementara pada Desember 2015, lanjut Suryamin, defisit sebesar 235,8 juta dolar AS tersebut disebabkan oleh impor yang mencapai 12,12 miliar dolar AS, sementara untuk ekspor sebesar 11,89 miliar dolar AS.
Jika dibandingkan dengan tahun 2014 lalu, neraca perdagangan tercatat mengalami defisit sebesar 1,88 miliar dolar AS dengan total ekspor senilai 176,29 miliar dolar AS sementara impor sebesar 178,18 miliar dolar AS.
"Neraca perdagangan tahun 2015, secara akumulasi merupakan yang paling tinggi sejak 2011 lalu," ungkap Suryamin.
Khusus untuk Desember 2015, kinerja ekspor yang mencapai 11,89 miliar dolar tersebut mengalami penurunan sebesar 17,66 persen jika dibandingkan dengan Desember 2014 yang tercatat sebesar 14,43 miliar dolar AS.
Ekspor nonmigas pada bulan tersebut mencapai 10,59 miliar dolar AS yang juga mengalami penurunan sebesar 13,71 persen jika dibandingkan pada bulan yang sama di tahun 2014 yang senilai 12,26 miliar dolar AS.
Sementara untuk impor, pada periode tersebut mencapai 12,12 miliar dolar AS yang juga mengalami penurunan sebesar 16,02 persen jika dibandingkan bulan yang sama di tahun sebelumnya.
Namun, jika dibandingkan dengan November 2015, tercatat mengalami kenaikan sebesar 5,23 persen dari sebelumnya sebesar 11,51 miliar dolar AS.
(Antara)