Suara.com - Harga minyak dunia naik dari terendah 12-tahun, Jumat (15/1/2016) pagi. Ini karena kebangkitan teknikal setelah jatuh di bawah 30 dolar AS per barel pekan ini di tengah kelebihan pasokan global yang sedang berlangsung.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, naik 72 sen menjadi berakhir di 31,20 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Februari juga naik 72 sen. Ditutup pada 31,03 dolar AS per barel di perdagangan London.
"Apa yang telah kita lihat, jika ada, adalah sedikit dari kebangkitan teknikal," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.
"Mungkin untuk saat ini pasar telah sedikit kelebihan jual (oversold). Jadi saya tidak akan mengatakan bahwa sesuatu yang fundamental terjadi hari ini," katanya.
Dua minggu memasuki 2016, harga minyak telah merosot lebih dari 15 persen akibat para investor khawatir tentang kondisi global yang terus kelebihan pasokan minyak mentah dan ketidakpastian prospek permintaan, terutama di Tiongkok.
WTI turun di bawah 30 dolar AS per barel pada Selasa dan giliran Brent pada Rabu, membawa kontrak-kontark acuan ke tingkat terendah dalam sekitar 12 tahun.
"Kami mulai melihat beberapa bagian terbawah di Amerika Serikat, mungkin kita melihat posisi terbawah pada 30 dolar AS, tidak jauh lebih banyak," kata Carl Larry di Frost & Sullivan.
"Ada beberapa konsolidasi terjadi." Namun demikian, sebagian besar analis memperkirakan keuntungan akan berumur pendek.
"Pasar yang lebih luas masih di bawah tekanan jual yang moderat ... surplus pasokan/permintaan secara fisik yang sedang berlangsung masih menambah persediaan global," Tim Evans dari Citi Futures mengatakan dalam sebuah catatan kepada klien.
"Iran juga terus membuat kemajuan menuju 'hari pelaksanaan' pada kesepakatan nuklirnya dengan kekuatan internasional, dengan sanksi kemungkinan dicabut dalam beberapa hari dan minyak tambahan mengalir segera setelah itu," tambah Evans.
Iran mengatakan pada Kamis, pihaknya telah menghapus inti reaktor air berat Arak dan mengisi bagian itu dengan semen, langkah penting di bawah perjanjian nuklir yang segera dilaksanakan dengan enam kekuatan dunia.
Sementara harga minyak dunia turun, justru negara yang kaya energi Qatar memutuskan untuk menaikkan harga bensin sebesar sepertiga atau lebih mulai Jumat ini.
Kenaikan mengejutkan itu mulai berlaku dari tengah malam (21.00 GMT) dan telah segera menyebabkan antrian di beberapa SPBU di Qatar, menurut media sosial. Kenaikan harga bensin diumumkan oleh Woqod, perusahaan bahan bakar minyak milik negara, dalam sebuah memo yang dikirim kepada para manajer stasiun bahan bakar minyak pada Kamis.
Harga untuk bensin reguler meningkat menjadi 1,30 riyal Qatar (35 sen AS) per liter dari 1,00 riyal. Produk lainnya akan meningkat bahkan lebih tajam, dengan salah satunya bensin premium, meningkat sekitar 35 persen menjadi 1,15 riyal.
Musim panas lalu Qatar mengumumkan akan menghadapi defisit anggaran pertama dalam 15 tahun pada 2016, karena penurunan harga energi. Pada Desember, Qatar memperkirakan bahwa harga energi yang lebih rendah akan meninggalkan Qatar dengan lubang defisit sekitar 12 miliar dolar AS pada anggaran 2016. (Antara)