Suara.com - Presiden Joko Widodo mengakui bahwa infrastruktur pangan di Indonesia masih memerlukan banyak pembenahan. Jika tidak dilakukan, Indonesia akan sulit bersaing dengan negara lain dalam hal pangan.
Pernyataan ini dikemukakan Jokowi saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDI Perjuangan di Gedung JIEXpo, Kemayoran, Jakarta, Minggu (10/1/2016).
"Keterbukaan itu sudah di depan mata. Kita tidak pro pada liberalisasi, tapi nyatanya ini sudah ada di depan mata kita. Sehingga perbaikan harus dikejar siang dan malam. Baik SDM, kesiapan infrastruktur dan kesiapan lainnya," kata Jokowi.
Jokowi juga menegaskan produk pangan Indonesia akan sulit dalam perdagangan dunia kalau infrastruktur pangan di Indonesia tidak dibenahi.
Namun proses ganti rugi ini sempat berhenti dan pembangunan Waduk Jatigede-pun mengalami penundaan selama 45 tahun. Lebih parahnya, proses ganti rugi ini dilakukan pemerintah secara bertahap dari tahun 1984 sampai tahun 1986, dilanjutkan tahun 1996. Kemudian tahun 2004 hingga tahun 2006, tahun 2008 hingga tahun 2009, dan tahun 2010 sampai tahun 2013 baru akan diselesaikan.