Presiden Joko Widodo mengungkapkan masih tingginya tingkat ketimpangan ekonomi antara daerah di pulau Jawa dengan daerah-daerah di Indonesia Timur. Kemudian ketimpangan antara kelas menengah bawah yang semakin miskin dengan kelas menengah atas yang makin kaya.
"Ketimpangan wilayah, ketimpangan kaya dan miskin dan ketimpangan harga. Ketimpangan itu nyatanya memang ada, faktanya ada," kata Jokowi dalam rapat kerja nasional I PDIP di Jakarta Internasional Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (10/1/2016).
Jokowi mencontohkan ketimpangan harga BBM jenis premium di daerah-daerah Papua dengan daerah di pulau Jawa dan Sumatera. Terakhir harga premium Rp7.500, sedangkan di daerah-daerah Papua mencapai puluhan ribu rupiah.
"Contoh BBM premium disini harga terakhir berapa, kurang lebih Rp7 ribu, tetapi coba lihat di pegunungan tengah Papua seperti Wamena, Jayawijaya harganya Rp60 ribu - Rp70 ribu. Kemudian di sini harga semen Rp60 ribu (satu sak atau karung), di sanaa harganya ada yang Rp800 ribu, Rp1,5 juta dan Rp 2 juta," tuturnya.
Dalam kunjungan kerjanya ke Papua akhir tahun lalu, Jokowi mengaku sempat tercengang melihat kondisi infrastruktur di sana. Dia melihat langsung di salaah satu Kabupaten tidak ada jalan aspal, sehingga untuk menuju ke daerah lain melalu perjalanan darat bisa memakan waktu berhari-hari.
"Ada sebuah Kabupaten di Papua, disitu saya kaget sekali, yang namanya Kabupaten jalan aspalnya tidak ada. Untuk menuju Wamena perjalanannya empat hari," ujarnya.
Melihat kondisi itu, Jokowi langsung memerintahkan Menteri Pekerjaan Umum dan dibantu TNI untuk membangun jalan darat di wilayah Papua tersebut. Sehingga ketimpangan dan mahalnya harga komoditas disana dibisa diatasi, sehingga perekonomian masyarakat tumbuh.
"Maka dari itu saya perintahkan Menteri PU dan TNI agar tahun ini antara Momogo melewati Duga naik ke Wamena harus tembus jalan darat. Saya tidak tahu caranya, yang penting saya perintah dulu," kata mantan Wali Kota Solo tersebut.
Jika pembangunan jalan dan infrastruktur itu telah rampung dan berfungsi, lanjut Jokowi, harga barang di Papua bisa lebih murah dari yang sekarang. Dan perekonomian masyarakat juga akan lebih tumbuh.
"Kalau itu kejadian, jalan darat sudah bisa tembus ke Wamena, harga itu bisa separuhnya. Karena bensin, semen di sana diangkut pakai pesawat. Betapa besar ketimpangan itu. Maka dari itu pulau-pulau juga harus dikoneksikan, dihubungkan," tandasnya.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, mengacu data Badan Pusat Statistik terbaru per September 2015, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 28,51 juta orang (11,13 persen). Jumlah ini berkurang sebesar 0,08 juta orang dibandingkan dengan kondisi Maret 2015 yang sebesar 28,59 juta orang (11,22 persen).
Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2015 sebesar 8,29 persen, turun menjadi 8,22 persen pada September 2015. Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan turun dari 14,21 persen pada Maret 2015 menjadi 14,09 persen pada September 2015.
Selama periode Maret 2015–September 2015, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun sebanyak 0,03 juta orang (dari 10,65 juta orang pada Maret 2015 menjadi 10,62 juta orang pada September 2015), sementara di daerah perdesaan turun sebanyak 0,05 juta orang (dari 17,94 juta orang pada Maret 2015 menjadi 17,89 juta orang pada September 2015).