Dibayangi Konflik Arab Saudi vs Iran, Harga Minyak Dunia Turun

Adhitya Himawan Suara.Com
Rabu, 06 Januari 2016 | 05:42 WIB
Dibayangi Konflik Arab Saudi vs Iran, Harga Minyak Dunia Turun
Ilustrasi harga minyak [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga minyak dunia memperpanjang penurunan mereka pada Selasa (Rabu pagi WIB 6/1/2016), karena kelebihan pasokan minyak mentah global dibayangi pertikaian diplomatik antara produsen utama Arab Saudi dan Iran.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, merosot 79 sen menjadi berakhir di 35,97 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Februari kehilangan 80 sen menjadi menetap di 36,42 dolar AS per barel.

Ketegangan antara dua produsen minyak utama atas eksekusi seorang ulama Syiah terkemuka Arab Saudi telah meletus menjadi krisis diplomatik yang meluas setelah Riyadh dan sekutu Sunni Arab-nya memutuskan atau menurunkan hubungan mereka dengan Iran, memicu keprihatinan global.

Namun para analis mengatakan bahwa dampak dari risiko geopolitik di Timur Tengah di pasar minyak sedang diimbangi oleh kelebihan pasokan dan produksi yang lebih tinggi dari produsen minyak di bagian lain dunia.

Persediaan minyak AS berdiri di dekat tingkat rekornya dan pasar memperkirakan peningkatan lagi dalam laporan mingguan Rabu dari Departemen Energi AS.

"Pasar umumnya memperkirakan akan ada penambahan sekitar satu juta barel," kata Bob Yawger, analis di Mizuho Securities.

"Itu mungkin alasan utama bahwa pasar telah mendiskon semua latar belakang kebisingan yang terjadi antara Arab Saudi dan Iran." Penurunan harga minyak juga didorong oleh penguatan dolar AS yang membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar lebih mahal dan kurang menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.

Dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang lainnya pada Selasa, karena perbedaan kebijakan antara Federal Reserve dan bank sentral lainnya telah mendorong arus investasi ke AS dan mengangkat greenback.

(Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI