Jokowi Senang Realisasi Pendapatan Negara Mencapai 84,7 Persen

Senin, 04 Januari 2016 | 15:07 WIB
Jokowi Senang Realisasi Pendapatan Negara Mencapai 84,7 Persen
Pertumbuhan Ekonomi 2015
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa tahun 2015 yang baru lalu merupakan tahun penuh tantangan, terutama di sektor keuangan. Masalahnya pada tahun itu, ada berbagai masalah seperti perlambatan ekonomi dunia, ketakutan atas kenaikan suku bunga The Fed, juga optimisme dan kepercayaan yang belum muncul.

"Tapi, mengikuti perjalanan secara detail satu tahun kemarin, saya optimistis pada tahun 2016, kita akan lebih baik. Jauh lebih baik dari tahun kemarin," ujar Jokowi, dalam pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), di Gedung BEI, Jakarta, Senin (4/1/2015).

Jokowi menuturkan, pada tahun 2015 banyak yang meragukan realisasi APBN. Sehubungan dengan itu, Jokowi pun mengaku dirinya selalu mengecek kepada Menko Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro.

"Banyak orang yang ragu-ragu mengenai realisasi APBN itu. Setiap hari bisa tanya ke Menko Perekonomian dan (Menteri) Keuangan. Setiap pagi, malam dan tengah malam, saya kontrol," katanya.

"Tapi akhirnya, pada penutupan tahun kemarin, pendapatan negara mencapai 84,7 persen atau sebesar Rp1.491 triliun, penerimaan pajak mencapai 83 persen atau sebesar Rp1.235,8 triliun, penerimaan nonpajak 93,8 persen atau Rp252,4 triliun, plus penerimaan hibah Rp3 triliun. Artinya, apa yang kita takutkan tidak terjadi. Kalau kita kerja biasa-biasa, mungkin seperti yang diperkirakan orang akan terjadi," imbuh Jokowi.

Sementara itu untuk serapan atau realisasi belanja negara, Jokowi menambahkan bahwa pada tahun 2015 lalu besarnya mencapai 91,2 persen atau sekitar Rp1.810 triliun.

"Saya yakin ini bukan yang main-main. Penerimaan seperti itu dalam perlambatan ekonomi, bukan sesuatu yang kecil, dan masih ada Silpa (Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran) Rp10,8 triliun. Sedangkan (untuk) pertumbuhan ekonomi, perkiraan antara 4,7 hingga 4,8 persen, turun sedikit dibandingkan 2014 yang sebesar 5 persen," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI