OJK Akan Persingkat Proses Penjualan Saham Perdana di Indonesia

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 31 Desember 2015 | 02:55 WIB
OJK Akan Persingkat Proses Penjualan Saham Perdana di Indonesia
Ketua Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Otoritas Jasa Keuangan akan terus berupaya menyederhanakan pelaksanaan penawaran umum perdana saham (IPO) sehingga memudahkan perusahaan masuk ke pasar modal dalam rangka meraih dana ekspansi.

"OJK sudah menyederhanakan proses peraturan IPO dari 45 hari menjadi 35 hari. Kami akan terus mempermudah, mempersingkat perusahaan untuk melakukan IPO saham, ataupun menerbitkan surat utang," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad usai menghadiri penutupan perdagangan penutupan IHSG BEI akhir tahun 2015 di Jakarta, Rabu (30/12/2015).

Ia menambahkan bahwa pihaknya juga akan terus gencar melakukan sosialisasi dan edukasi terhadap perusahaan-perusahaan untuk memanfaatkan pasar modal. Aksi ini merupakan salah satu rencana jangka panjang untuk menciptakan pasar modal yang kuat.

"Tahun depan kami mengundang beberapa perusahaan besar, itu memang sudah menjadi rencana lama kami. Wakil Presiden Jusuf Kalla juga sudah mendukung BUMN untuk masuk ke pasar modal. Jadi, kami juga akan terus cari para pemain besar agar bursa kuat," katanya.

Selain perusahaan, lanjut dia, pihaknya juga akan mendorong penambahan jumlah basis investor domestik. Dengan begitu, kinerja pasar modal tidak mudah goyah jika investor asing keluar dari pasar.

"Kami juga bangun basis investor domestik yang lebih banyak. Dengan demikian, mobilisasi dana juga lebih besar," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Presiden M. Jusuf Kalla mengatakan bahwa pemerintah akan mendorong BUMN melakukan IPO untuk memperkuat modal sehingga mudah menjalankan ekspansi bisnis.

"Iya, kami dorong karena itu merupakan cara untuk mencari modal dengan cara yang murah. IPO itu memiliki dua fungsi, yang penting itu untuk rising fund atau meningkatkan modalnya, dan juga adanya transparansi. Kalau perusahaan terbuka pasti ada transparansi yang baik dibandingkan dengan perusahaan tertutup," kata Wapres M. Jusuf Kalla.

Menanggapi hal itu, Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan bahwa dalam rangka menambah jumlah perusahaan tercatat atau emiten, pihaknya akan mengupayakan untuk membuka cabang di Surabaya.

"Kami akan buka cabang BEI di Surabaya dengan konsep full branch. Jadi, yang mau IPO tidak perlu ke sini (Jakarta)," katanya.

Bersama OJK, dia mengharapkan dapat merealisasikan rencana itu sehingga menambah mudah perusahaan melaksanakan IPO. Selain itu, BEI juga akan terus mendorong kinerja perusahaan sekuritas, meningkatkan reputasi bursa, serta menambah jumlah investor. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI