Penjualan Rumah Kayu Bongkar Pasang Masih Normal

Adhitya Himawan Suara.Com
Jum'at, 25 Desember 2015 | 08:36 WIB
Penjualan Rumah Kayu Bongkar Pasang Masih Normal
Ilustrasi rumah kayu [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penjualan rumah kayu bongkar pasang atau "knock down" selama beberapa bulan terakhir masih normal, sehingga usaha ini tetap ditekuni warga Desa Tanjung Batu Seberang, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan.

Pantauan di lapangan, Jumat (25/12/2015), rata-rata hampir 60 persen warga Desa Tanjung Batu Seberang menekuni wirausaha pembuatan rumah bongkar pasang (knock down).

Tak hanya itu, warga di desa ini punya keahlian turun temurun menjadi tukang kayu. Sebagian warganya menggantungkan hidupnya sebagai wirausaha pembuat rumah knock down berbahan kayu.

Menurut Alimin (65), salah satu wirausaha pembuat rumah knock down di Desa Tanjung Batu Seberang, ia menggeluti usaha pembuatan rumah bongkar pasang selama lebih dari 35 tahun.

Keahlian bertukang kayu diperoleh secara turun temurun dari Puyang (Nenek moyang-red)," kata Alimin.

Dikatakannya, usaha pembuatan rumah bongkar pasang yang dijalaninya tergantung dari modal sendiri, karena pemerintah setempat belum pernah memberikan bantuan pinjaman lunak untuk menyokong perkembangan usaha ini.

Menurutnya, penjualan rumah kayu knock down per bulan belum bisa dipastikan, ada kalanya dalam sebulan laku dua unit hingga tiga unit dan juga pernah tidak laku sama sekali.

Biasanya pembeli adalah pendatang, dan rumah yang sudah jadi tersebut dibongkar lalu dipindahkan ke tempat alamat pembeli dipasang kembali sampai siap huni sesuai perjanjian sebelum transaksi, katanya.

Mengenai bahan baku, kayu yang digunakan adalah jenis meranti dan seru atau kayu kelas dua kualitasnya sangat bagus bisa dijamin.

Sementara, untuk kualitas kayu terbaik yaitu jenis tembesu, namun di zaman sekarang ini susah mendapatkan jenis kayu tersebut, di samping harganya lebih mahal.

Sedangkan jenis kayu seru didatangkan dari Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu, dan kayu meranti dipasok dari Kota Jambi dan daerah Pampangan, Kabupaten Ogan Ilir.

Mengenai harga jual sangat beragam, seperti untuk rumah knock down ukuran 6 x 8 meter dengan satu kamar di hargai Rp65 juta per unit. Sedangkan rumah Ukuran 8 x 12 meter dengan tiga kamar dibandrol Rp145 juta per unit.

"Sementara untuk pembuatan atau pemesanan jenis gazebo (pondok kecil) ukuran 2,5x 2,5 meter Rp5 juta per unit. Pelanggan biasanya membeli rumah knock down sekaligus memesan gazebo," katanya.

Ia menambahkan, harga beli rumah tersebut sudah termasuk ongkos kirim serta upah bongkar dan pasang di tempat, sedangkan konsumen hanya menyiapkan pondasi dan tiang rumah sesuai ukuran yang dipesan.

"Ukuran tiang tersebut, biasanya kita beri gambarnya ke konsumen, sehingga saat menyetel rumah knock down posisi tiang dan kerangka rumah tepat sesuai yang diinginkan," kata Halim yang juga mantan Kepala Desa Tanjung Batu Seberang di era tahun 89-2000 ini.

(Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI