Soekarwo: 'Jatimnomics' Bisa Diterapkan di Nasional

Minggu, 20 Desember 2015 | 06:20 WIB
Soekarwo: 'Jatimnomics' Bisa Diterapkan di Nasional
Gubernur Jawa Timur Soekarwo (dua dari kiri) bersama mantan Mendikbud M Nuh saat diwawancarai wartawan di Surabaya, Selasa (10/2/2015). [Suara.com/Yovie Wicaksono]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengusulkan semua provinsi di Indonesia menerapkan "Indonesia Corporate". Ini adalah satu istilah yang berarti jaringan perdagangan antarprovinsi yang saling membantu berdasarkan potensi masing-masing.

"Kita sudah kembangkan Jatimnomics yang memiliki jaringan perdagangan dengan berbagai provinsi," katanya di hadapan ratusan mahasiswa dalam "Airlangga Leadership Program (ALP) 2015" yang digelar BEM Unair, Sabtu (19/12/2015).

Acara tersebut di hadiri Menpora Imam Nahrawi. Gubernur berkumis itu menjelaskan Jatimnomics tidak hanya membuat ekonomi tumbuh tapi gini-ratio (tingkat kesenjangan) pun rendah.

"Perekonomian Jatim tumbuh 5,86 persen pada tahun 2014 dan 5,44 persen pada tahun 2015, tapi hal yang sulit itu gini-ratio kita hanya 0,37 persen di tengah ekonomi yang tumbuh," katanya sambil menunjukkan potensi perwakilan dagang Jatim pada hampir semua provinsi.

Menurutnya, Jatimnomics dapat dikembangkan dalam skala nasional. "Artinya, kalau kita berada dalam satu jaringan perekonomian secara nasional, maka tidak akan ada defisit," katanya.

Selain itu, ketergantungan terhadap nilai tukar asing (dolar) pun tidak akan terjadi. "Jadi, kita nggak akan ada defisit dan rupiah nggak megap-megap (tidak bisa bernapas)," katanya.

Sementara itu, Menpora Nahrawi membeberkan faktor dibalik sikap kontroversi dirinya yang mengundang protes dari sejumlah orang terhadap dirinya.

"Kalau saya sekarang dinilai banyak kontroversi atau tidak menyenangkan pihak tertentu itu sebenarnya karena saya ingin bermanfaat untuk masyarakat umum," katanya.

Kontroversi itu selalu menyertai setiap kebijakan. "Jangankan kebijakan saya, bahkan keputusan Tuhan yang tidak menyenangkan manusia pun diprotes, seperti musibah yang kita alami," katanya.

Namun, satu hal yang penting adalah kebijakan seorang pemimpin itu harus untuk kepentingan orang banyak, bukan pribadi. Selain itu, dirinya bermimpi agar ada kompetisi semua jenis olahraga memiliki kompetisi "pelapis" (umur 8-19 tahun), seperti Liga Santri atau kompetisi lainnya untuk lapis bawah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI