Suara.com - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir naik pada Jumat (19/12/2012), karena dolar AS melemah dan para pedagang "short" mengambil keuntungan.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari bertambah 15,4 dolar AS atau 1,47 persen, menjadi menetap di 1.065,00 dolar AS per ounce.
Untuk minggu ini, emas berjangka berakhir lebih rendah dengan penurunan 0,99 persen.
Emas mendapat dukungan ketika indeks dolar AS turun pada Jumat. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar melemah maka emas berjangka akan naik, karena emas yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lainnya.
Para pedagang berspekulasi terhadap logam mulia mengambil untung pada Jumat, menutup posisi dan menambahkan dukungan terhadap logam mulia.
Banyak pedagang berada di "short positions" ketika Federal Reserve memutuskan tentang kenaikan suku bunga yang banyak-diantisipasi dalam pertemuam Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mulai Selasa sampai Rabu.
Setelah pertemuan berakhir pada Rabu, FOMC, unit pengatur kebijakan The Fed, mengumumkan keputusan untuk meningkatkan suku bunga utamanya pada hari yang sama.
Para analis percaya The Fed bermaksud menyerap sekitar 2,5 triliun dolar AS kelebihan cadangan bank-bank, karena ekonomi AS mulai pulih.
Bank-bank menjadi lebih berani mengambil risiko dalam ekonomi yang "bullish", dan sebagai hasilnya berpotensi melepaskan beberapa cadangan mereka yang berlebihan, membanjiri ekonomi dengan uang tunai dan menyebabkan inflasi.