Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan, perlambatan ekonomi yang menimpa Indonesia sepanjang 2015 akibat rangkaian panjang yang berlangsung lama.
Semua ini dimulai ketika Darmin menjabat sebagai Dirjen pajak sampai kini menjabat sebagai Menko Perekonomian. "Apa yang kita hadapi sekarang ini adalah gabungan dari dinamika global dengan apa yang kita kembangkan dan bangun selama beberapa belas tahun terakhir saat krisis yang melanda ASIA pada 1998," kata Darmin saat berbincang dengan media dalam sosialisasi paket kebijakan ekonomi di Hotel Aryaduta, Tangerang, Jumat (17/12/2015) malam.
Ia mengatakan, tak berapa lama Indonesia sudah bisa bangkit dari dampak krisis tersebut. Namun, pada awal 2006 saat diminta menjadi Dirjen pajak, terjadi beberapa krisis, seperti krisis Yunani, kebijakan moneter di Amerika Serikat, hingga situasi dalam negeri, yang menjadi penyebab berbagai persoalan saat ini.
Kondisi Yunani kala itu menyebar ke beberapa negara Eropa dan Asia. Dan Indonesia pun terkena dampaknya, meskipun kecil. Dampak bagi Indonesia dapat dilihat dari penurunan ekspor hasil Sumber Daya Alam (SDA) yang sebelumnya menopang perekonomian cukup besar.
"Waktu itu andalan eskpor kita SDA, tiba-tiba mulai merosot dengan cepat, itu satu perkembangan yang terjadi secara global. Dia tidak terlalu drasris, hanya karena ekonomi Cina belum kena waktu itu," ungkapnya.
Ekspor yang merosot tersebut juga berpengaruh terhadap transaksi berjalan (current account), dengan defisit yang semakin melebar. Defisit transaksi berjalan merangkak naik ke posisi 3 persen terhadap PDB. Kondisi semakin memburuk setelah akhir 2012, realisasi pertumbuhan ekonomi Cina tidak sesuai dengan ekspektasi.
"Situasi semakin buruk dalam persolannya ketika perlambatan ekonomi Cina juga terkena dampaknya. Pemerintahan baru kemudian mencoba menjawab itu," katanya.
Guna mengatasi permasalahan tersebut, presiden kala itu mengambil beberapa langkah seperti mempercepat investasi masuk dan mendorong realisasi belanja dari APBN lebih cepat dari biasanya.
"Tapi terkendala kalau investasi. Kenapa, ekonomi kan sedang melambat, bagaimana mau narik investasi. Ya salah satunya dengan mendorong belanja pemerintah," ungakpnya.
Permasalahan tidak hanya berhenti samapai di situ. Pada 2013 muncul masalah baru dimana Amerika Serikat yang memberikan sinyal penghentian stimulus dan berlanjut kepada kenaikan suku bunga acuan.
BERITA TERKAIT
Resep Jitu Ekonomi 8 Persen, Prabowo Disarankan Tiru Strategi Orde Baru
25 Desember 2024 | 18:49 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI