Suara.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis (17/12/2015) pagi, bergerak menguat sebesar 30 poin menjadi Rp14.040 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp14.070 per dolar AS.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang menaikan suku bunga acuannya telah mengurangi ketidakpastian dan kekhawatiran pelaku pasar sehingga menjadi sentimen positif bagi mata uang rupiah.
"Laju mata uang rupiah bergerak menguat. Adanya kepastian the Fed menaikan suku bunganya membuat laju dolar AS tidak terlalu bergejolak. Kondisi itu pun dimanfaatkan sebagian pelaku pasar uang untuk mengakumulasi aset berisiko," katanya.
Menurut dia, meski suku bunga bank sentral AS (Fed fund rate) dinaikkan namun suku bunga Bank Indonesia (BI rate) masih cukup tinggi yakni 7,5 persen, karena suku bunga The Fed masih di bawah satu persen.
Saat ini, lanjut dia, sentimen yang ada cukup mendukung bagi mata uang rupiah untuk melanjutkan kenaikannya. Meksi demikian, pelaku pasar diharapkan tetap mewaspadai jika muncul sentimen negatif lainnya.
Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova menambahkan bahwa bank sentral AS telah menaikan suku bunganya sebesar 25 basis poin menjadi 0,25-0,50 persen dari 0-0,25 persen. Kepastian bank sentral AS untuk menaikan suku bunga acuannya telah mengurangi risiko di aset pasar negara berkembang.
Kendati demikian, ia juga mengingatkan bahwa potensi rupiah berbalik arah ke area negatif juga masih terbuka. Menjelang akhir tahun biasanya permintaan dolar AS akan tinggi menyusul kewajiban pembayaran utang luar negeri bagi korporasi.
"Adanya kewajiban itu akan membuat pasokan dolar AS menjadi ketat, situasi itu dapat menekan mata uang rupiah," katanya. (Antara)
Kamis Pagi, Rupiah Rp14.040
Ardi Mandiri Suara.Com
Kamis, 17 Desember 2015 | 10:40 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Rupiah Menguat di Tengah Konflik Rusia-Ukraina, Kok Bisa?
22 November 2024 | 17:13 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI