Open Acces Jadi Sinergi Pertagas & PGN yang Paling Ideal

Adhitya Himawan Suara.Com
Minggu, 13 Desember 2015 | 20:25 WIB
Open Acces Jadi Sinergi Pertagas & PGN yang Paling Ideal
PGN
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di antara opsi sinergi antara dua BUMN, yakni Pertagas yang merupakan anak perusahaan Pertamina dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN), open access merupakan bentuk paling ideal. Permyataan ini dikemukakan oleh pakar manajemen Rhenald Kasali.

"Open access adalah pilihan terbaik, terutama jika orientasi sinergi adalah untuk kepentingan rakyat. Karena dengan open access, akan tercipta efisiensi, yang pada muaranya akan membuat harga gas menjadi murah," katanya di Jakarta, Minggu (13/12/2015).

Rhenald yang juga guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu menyatakan, jika open access diberlakukan, maka selain ada kolaborasi, tetap pula ada kompetisi, pada porsinya masing-masing yang diperlukan untuk meningkatkan daya saing dan efisiensi.

Pada porsi kompetisi, menurut dia, baik PGN maupun Pertagas, bisa saling bersaing dalam masalah harga dan dalam penekanan biaya, sedangkan porsi kolaborasi, dilakukan untuk menciptakan efisiensi tersebut.

"Dengan demikian, maka rakyat pula yang akan diuntungkan dengan persaingan dan kolaborasi ini," katanya.

Dalam pandangan Rhenald, banyak keuntungan open access, di antaranya, bagi pelanggan karena harga yang murah, selain itu, proses bisnis yang terjadi, tidak serumit akuisisi.

"Akuisisi akan mematikan persaingan. Padahal persaingan sangat bagus," katanya.

Menurut Rhenald, BUMN tidak perlu alergi dengan open access, sebab, di negara-negara yang tingkat kompetisinya sudah maju, hal itu bukan lagi sesuatu yang asing.

Bahkan, lanjutnya, open access tidak hanya dilakukan terhadap gas, namun juga sektor lain, misalnya, jalan tol, listrik, telekomunikasi, air minum, dan sebagainya.

"Dan di berbagai negara tersebut, open access itulah yang membuat biaya menjadi murah," kata Rhenald.

Senada dengan itu mantan Menteri BUMN Mustafa Abubakar, menyatakan, open access akan menghindarkan dari redunden atau double facility.

"Saya sangat sependapat dengan itu. Karena sinergi BUMN seperti itu, akan sangat mempertinggi efisiensi, sangat meningkatkan kualitas, dan sangat mempercepat proses," kata Mustafa.

Dengan adanya efisiensi, harga gas yang tinggi memang dapat diturunkan, tidak hanya di Sumut, namun juga di daerah lain, sehingga akan meningkatkan daya saing industri, termasuk dengan negara lain, katanya menambahkan.

Menurut Mustafa, adanya sinergi semacam open access, tidak ada yang perlu ditakutkan dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang sudah berada di depan mata, bahkan, hal itu akan meningkatkan daya saing.

Adanya redunden akibat tidak adanya open access, lanjutnya, selama ini sudah banyak terjadi dan sangat merugikan, tidak hanya pada sektor gas, namun juga lainnya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI