Beberapa Pusat Gaya Hidup Bakal Ramaikan Pasar Properti Jakarta

Esti Utami Suara.Com
Kamis, 10 Desember 2015 | 20:13 WIB
Beberapa Pusat Gaya Hidup Bakal Ramaikan Pasar Properti Jakarta
Ilustrasi pusat perbelanjaan di Jakarta. (suara.com/Kurniawan Mas'ud)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Meski tingkat konsumsi melambat yang diakibatkan antara lain daya beli masyarakat yang melemah, pasokan pusat perbelanjaan di wilayah DKI Jakarta diperkirakan bakal tumbuh sebesar 9 persen pada 2016 mendatang.  

"Pasokan mendatang berasal dari beberapa lifestyle center dan one-stop shopping center yang sudah mempunyai ijin, sebelum diberlakukannya moratorium oleh Gubernur DKI Jakarta, seperti Central Park Extension," kata Head of Research Cushman & Wakefield Indonesia (konsultan properti) Arief Rahardjo, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (10/12/2015).

Menurut dia, meskipun keadaan ekonomi nasional melambat, Indonesia terutama Jadebotabek masih menjadi target untuk ekspansi bagi peritel internasional. Selain itu, lanjutnya, pusat perbelanjaan yang masih dalam tahap pembangunan diharapkan dapat mencapai tingkat pra-komitmen yang relatif tinggi.

"Namun, kegiatan fit-out dan kondisi ekonomi nasional diperkirakan akan menahan rata-rata tingkat hunian dalam waktu pendek. Harga sewa di pusat perbelanjaan primer akan mengalami kenaikan di tahun depan," katanya.

Ia juga menyebutkan bahwa aktivitas pasar ritel di Jakarta tidak terlalu aktif hingga akhir 2015, antara lain karena pasokan baru yang masuk tercatat hanya sebesar 23.100 meter persegi.

Sebagaimana diberitakan, harga bangunan dan tingkat sewa dari sejumlah sektor properti seperti apartemen dan ritel di wilayah DKI Jakarta masih mengalami peningkatan. Hanya saja pertumbuhannya tidak sepesat beberapa tahun lalu karena adanya perlambatan perekonomian secara nasional.

"Meski ada tekanan beban seperti pertumbuhan ekonomi yang melesu, harga apartemen secara keseluruhan masih menunjukkan pertumbuhan kecil dari 3,4 persen antarkuartal (qtq) dan 11,2 persen antartahun (yoy) menjadi Rp29,87 juta per meter persegi," kata Associate Director Research Colliers International Indonesia (konsultan properti) Ferry Salanto.

Menurut dia, peningkatan tersebut dinilai antara lain karena penyesuaian harga yang dilakukan pihak pengembang karena sejumlah proyek bangunan tempat tinggal mereka hampir selesai.

Ferry menambahkan, tingkat rata-rata sewa di sejumlah pusat perbelanjaan di wilayah ibukota meningkat 6,1 persen yoy menjadi sekitar Rp542.000 per meter persegi per bulan pada kuartal tiga 2015.

Hal tersebut, lanjutnya, antara lain karena jumlah ruang ritel yang terbatas yang digabungkan dengan faktor banyak mal melakukan pemutakhiran bangunan sehingga membuat pihak pengelola meningkatkan biaya sewa mereka qtq. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI