Suara.com - Pasar kosmetik dalam negeri saat ini masih didominasi oleh industri multinasional dengan penguasaan pangsa 70 persen sedangkan industri nasional masih 30 persen.
CEO PT Paragon Technology an Innovation (PTI) Nurhayati Subakat di Jakarta, Rabu (9/12/2015) mengatakan, di negara lain seperti Korea dan Jepang industri kosmetik nasional menguasai pasar hingga 60 persen sedangkan perusahaan multinasional hanya 40 persen.
"Kami ingin industri nasional setidaknya mampu menguasai pasar kosmetik dalam negeri hingga 50 persen," kata pemilik perusahaan kosmetik dengan merek "Wardah" itu.
Menurut Nurhayati, industri kosmetik nasional tidak akan mampu menembus pasar global jika pasar dalam negeri saja masih dikuasai perusahaan multinasional.
Wanita yang memulai usaha dari berjualan pencuci rambut pada 1985 itu menyatakan keyakinannya industri kosmetik nasional mampu menguasai pasar dalam negeri karena memiliki sejumlah keunggulan antara lain tenaga kerja yang murah.
Terkait kendala yang dihadapi industri kosmetik saat ini, menurut dia, masih tingginya ketergantungan bahan baku terhadap produk impor.
Menyinggung pertumbuhan bisnis kosmetik di dalam negeri saat ini, Nurhayati menyatakan, dalam dua tahun terakhir mengalami pelambatan sehingga hanya di bawah 50 persen, namun demikian masih diatas 30 persen.
Sedangkan khusus untuk produk-produk Wardah, Nurhayati menyatakan, pada 2013 tumbuh mencapai 100 persen sedangkan pada 2014 sebesar 45 persen.
"Dalam industri sejenis kuantitas kami mencapai tiga kali lipat dibandingkan perusahaan lain," katanya.
Terkait dengan kesuksesan bisnis industri kosmetik tersebut, Majalah iConBizz dalam edisi perdana yang diluncurkan 8 November 2015 mengusung perjalanan 30 tahun PT. Paragon Technology and Innovation (PTI) yang dirintis Nurhayati Subakat.
Agus W. Soehadi, Pemimpin redaksi Majalah iConBizz mengatakan banyak sisi menarik dari sebuah kasus pengusaha Indonesia dalam merintis bisnisnya yang dapat dijadikan pelajaran.
Menurut dia, PTI mampu bertransformasi sebagai pemain kosmetik lokal yang menggunakan tema halal lewat brand Wardah dan dalam waktu relatif cepat mampu bersaing dengan beberapa raksasa kosmetik di Indonesia.
"Banyak hal yang menarik dari PTI khususnya tentang Wardah, konsistensi dalam menawarkan value proposition yaitu kualitas terbaik dengan harga terjangkau. Disiplin dalam menjalankan good business practice dalam pengertian memiliki komitmen yang tinggi terhadap pemenuhan janji," ujar Agus yang juga Guru Besar Marketing Prasetiya Mulya School of Business and Economics itu.
Sementara ita majalah iConBizz terbitan Prasetiya Mulya dan Titik Group itu menargetkan pembacanya dari kalangan mahasiswa, akademisi, professional muda dan pebisnis muda.
"Kami ingin menekankan bahwa bisnis dapat dibangun dengan berbagai latar belakang," katanya. (Antara)