Suara.com - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) akan menjadikan Hongkong sebagai pasar wisata sekaligus daerah untuk menarik wisatawan mancanegara lebih banyak agar datang ke Indonesia.
"Ada dua negara yang kami jadikan sebagai 'kolam ikan' untuk 'memancing' turis, yakni Singapura dan Hongkong," kata Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Tenggara Kemenpar Rizki Handayani Mustafa kepada Antara di Hongkong, Rabu (9/12/2015).
Ia menyebutkan sebagai hub (penghubung) terbesar di Asia Pasifik, tentu banyak pula turis dari berbagai negara yang datang ke Hong Kong. "Nah, para expatriat dan turis asing di Hongkong ini, yang akan kita 'pancing' untuk datang ke Indonesia," katanya.
Terkait itu, lanjut dia, pihaknya bekerja sama dengan Konsulat Jenderal RI di Hongkong, Asosiasi Pariwisata Hongkong dan seluruh pihak terkait lainnya, untuk menjajaki pasar pariwisata Tiongkok.
"Kita akan melakukan 'market intelligent' dulu, dalam rangka menjaring turis di Hongkong agar mau berkunjung ke Indonesia. Bisa saja kita akan lakukan 'joint marketing' dengan Hongkong, untuk menggaet turis di Hongkong ke Indonesia," kata Rizky di sela misi penjualan pariwisata Indonesia di Hongkong.
Konsul Jenderal RI Hongkong Chalief Akbar Tjandraningrat mengatakan, "Sebagai hub, Hongkong juga lebih siap infrastrukturnya, dengan memiliki sistem ekonomi yang terbuka dan mata uang berbeda dengan RRT. Selama ini, daerah otonomi di Tiongkok ini juga menjadi hub global financial service dan hub pusat bisnis Asia,".
Ia mengatakan sebagai penghubung (hub) antara Tiongkok dan Eropa ke Asia dan sebaliknya, menjadikan Hongkong banyak dikunjungi para pebisnis dan pelancong dari berbagai negara.
"Ini memang peluang dan tantangan bagi Indonesia agar para pebisnis dan pelancong dari berbagai negara di Hongkong, mau berwisata di Indonesia," kata Chalief.
Berdasar data Kemenpar, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada 2014 tercatat 9,4 juta atau lebih tinggi 8,5 persen dibandingkan tahun 2013.
Sedangkan jumlah turis asal Hongkong yang berkunjung ke Indonesia hingga September 2015 tercatat 65.799 orang atau meningkat 1,31 persen dari tahun sebelumnya, yang tercatat 64.945 orang. (Antara)