Pemerintah Genjot Hilirisasi Industri Kelapa Sawit

Adhitya Himawan Suara.Com
Jum'at, 27 November 2015 | 13:36 WIB
Pemerintah Genjot Hilirisasi Industri Kelapa Sawit
Lahan perkebunan sawit di Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah. [Suara.com/Laban Laisila]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah kini sedang menggenjot hilirisasi industri kelapa sawit untuk menambah nilai produk dari industri kelapa sawit. Salah satunya, kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Suahasil Nazara adalah dengan serapan biodiesel melalui mandatori B15.

"Dalam situasi ini, harus kita ubah orientasi pendapatan negara. Harga minyak bumi rendah sama seperti harga CPO. Diharapkan dengan langkah hilirisasi melalui peningkatan daya serap biodiesel ini menjadi fondasi kita untuk menciptakan hilirisasi sawit dengan produk akhir yang lain," ujar Suahazil dalam "Indonesian Palm Oil Conference (IPOC)" ke-11 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Jumat (27/11/2015).

Ia optimistis kebijakan biodiesel akan meningkatkan peran Indonesia di industri sawit global karena peningkatan produksi dan serapan bahan bakar nabati (BBN) untuk biodiesel berdampak pada pasokan dan harga.

Menurut Suahasil, Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit merupakan langkah baru untuk memperkuat sektor industri sawit den sesuai dengan keinginan pemerintah dalam mendorong hilirisasi sawit.

"Kebijakan baru ini sejalan dengan langkah pemerintah untuk mendorong hilirisasi industri sawit, termasuk meningkatkan daya serap biodiesel untuk PErtamina sebagai ganti minyak fosil," ujar dia.

Ia berharap hilirisasi dapat berjalan lebih cepat setelah pemerintah mengubah prioritas untuk meningkatkan ekspor produk akhir dari orientasi ekspor bahan mentah sebelumnya.

Rendahnya harga komoditas kini, ujar dia, dibanding beberapa tahun lalu merupakan tantangan untuk perekonomian Indonesia karena Indonesia sudah tidak dapat keuntungan dari komoditas.

Selain langkah sektor riil tersebut, Suahasil mengatakan pemerintah juga mendorong sektor keuangan dengan mengoptimalkan penyerapan anggaran, mengimplementasikan anggaran dan meningkatkan daya beli masyarakat.

Bisnis hilirisasi industri sawit juga didorong kebijakan pemerintah yang menetapkan bea keluar (BK) ekspor lebih besar untuk produk industri, seperti CPO, dan diharapkan pertumbuhan industri produk turunan CPO di Tanah Air terus berkembang.

Sementara itu, berdasarkan data Kementerian Perindustrian, Indonesia membutuhkan investasi sebesar 800 juta dolar AS untuk program hilirisasi industri kelapa sawit dan memproduksi oleokimia atau produk turunan CPO.

Pemerintah memprediksi hingga 2015 investasi untuk program hilirisasi kelapa sawit tersebut untuk mendorong kapasitas produksi agar mencapai dua juta ton per tahun. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI